Mahathir Mohamad Klarifikasi Pernyataan Soal Klaim Kepulauan Riau

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad
Sumber :
  • tvOne / Totok Suryanto

VIVA – Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, memberikan klarifikasi atas ucapannya terkait Malaysia yang seharusnya mengklaim Kepulauan Riau dan Singapura.

Menko Airlangga Undang Pengusaha Singapura Kembangkan Bisnis di RI Lewat ISBF 2024

Dalam keterangan tertulisnya untuk media yang diterima di Kuala Lumpur, Kamis 23 Juni 2022, Mahathir mengatakan pernyataannya telah diartikan di luar konteks, dan laporan tentang apa yang ia sampaikan pada pertemuan dengan orang Melayu tersebut tidak akurat.

"Saya tidak meminta Malaysia untuk mengklaim tanah yang telah kami hilangkan," ujar dia.

KPK Kembali Tetapkan Bupati Meranti Jadi Tersangka, Kini Giliran TPPU dan Gratifikasi

Jembatan Barelang di kelurahan Tembesi, Kota Batam, Kepulauan Riau

Photo :
  • ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

Ia ingin mengatakan bahwa mereka sangat khawatir kehilangan batu seukuran meja, tapi tidak pernah mengkhawatirkan bagian dari Malaysia yang lebih besar ketika diambil dari mereka.

Kemlu Pastikan Tidak Ada Korban WNI dalam Insiden Jembatan Ambruk di Baltimore

"Kehilangan Pulau Batu Puteh bukanlah masalah besar. Adalah kesalahan Pemerintah Johor untuk menyangkal bahwa itu milik Johor. Seandainya penolakan itu tidak dilakukan, tidak akan ada perselisihan sekarang," ujar dia.

Mahathir mengatakan Malaysia patut bersyukur pengadilan dunia memberikan Pulau Ligitan dan Sipadan kepada mereka. Pulau-pulau tersebut jauh lebih berharga daripada Pulau Batu Puteh.

Menurut dia, seharusnya Malaysia bersyukur bahwa Indonesia tidak mempermasalahkan pemberian tersebut. "Sungguh kita tidak bersyukur atas keuntungan itu".

Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad

Photo :
  • Instagram @jokowi

Sebelumnya ramai diberitakan mantan Perdana Menteri Malaysia tersebut menyebut Malaysia semestinya mengklaim Singapura dan Kepulauan Riau sebagai bagian dari Tanah Melayu yang memiliki hubungan historis dengan Malaysia. (Ant/Antara)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya