Harga Roti hingga Mie Naik, NFA Dorong Penganekaragaman Pangan

Roti gandum
Sumber :
  • Times of India

VIVA Bisnis – Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) mendorong penganekaragaman konsumsi pangan. Hal ini dilakukan dalam mengantisipasi potensi kenaikan harga gandum dunia, yang dapat berpengaruh pada kenaikan harga pangan dalam negeri seperti roti dan mie.

Daftar Harga Pangan 23 April 2024: Daging Sapi hingga Telur Ayam Turun

Kepala NFA Arief Prasetyo Adi menjelaskan, kenaikan harga gandum dapat mengakibatkan naiknya harga mie dan roti. Di mana hal itu merupakan alarm peringatan untuk memperkuat kembali komitmen penganekaragaman konsumsi pangan dengan memanfaatkan bahan pangan lokal.

Saat ini sumber pangan lokal sudah tersedia di mana-mana bahkan aneka olahan pangan sudah banyak dijual baik melalui on site maupun online.

Heboh Bahan Baku Langka Ancam Produksi Mie Instan, Produsen Indomie Buka Suara

"Kita perlu mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi olahan pangan lokal tersebut. Sangat disayangkan apabila produk pangan lokal tidak terserap, sudah diolah dan tersedia tapi belum dimanfaatkan secara optimal. Aneka pangan lokal baik juga bagi kesehatan, karena minim gluten," kata Arief dalam keterangannya, Rabu, 20 Juli 2022.

Ilustrasi roti gandum.

Photo :
  • U-Report
Luhut Ungkap Rencana China Tanam Ratusan Hektare Padi di Kalimantan

Untuk penyerapan, jelasnya, perlu dilakukan penguatan sektor hilir agar berbagai produk pangan lokal alternatif tersebut mampu diserap secara optimal dan memberikan kebermanfaatan ekonomi bagi para penggeraknya.

“Dukungan pola konsumsi dan bisnis sangat diperlukan, melalui saluran distribusi dan fasilitasi bagi pengembangan produk pangan baru. Untuk itu, NFA mendorong pelaku usaha baik BUMN Perum Bulog dan Holding Pangan ID FOOD, serta sektor swasta melakukan sinergi peningkatan pendistribusian dan penjualan produk pangan lokal alternatif,” jelasnya.

Lebih lanjut Arief mengatakan, substitusi  atau pengganti itu perlu terus dilakukan. Sehingga tidak hanya menjaga persediaan, tetapi juga menghemat devisa negara.

"Jika kita bisa melakukan substitusi pangan yang berbahan baku gandum seperti terigu menjadi tepung beras dan singkong sebanyak 10 persen saja, itu telah sama dengan saving 2,4 triliun rupiah per tahun. Selain itu, dengan adanya substitusi perekonomian domestik juga akan terus bergerak sehingga industri pengolahan pangan lokal bisa terus berkembang," terangnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya