Kisruh Tanki Apung

Produksi Utama Blok Cepu Sesuai Jadwal

VIVAnews - Kisruh rencana pembangunan tanki apung (floating storage offshore/FSO) untuk proyek Blok Cepu, Jawa Tengah, tidak akan menghambat rencana produksi utama (early production) Blok Cepu yang dijadwalkan akhir tahun ini.

"FSO baru akan digunakan pada produksi 2010," ujar Kepala Badan Pelaksana Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) R Priyono di sela Pertemuan dengan Panitia Khusus Angket BBM, di gedung DPR/MPR Senayan, Jakarta, Rabu 24 September 2008.

Menurut Priyono ada berbagai pertimbangan yang membuat pemerintah memasukkan opsi pembangunan FSO, seperti kesulitan lahan jika menggunakan tangki timbun. 

Sebagai jaringan distribusi minyak dari Blok Cepu, FSo lebih ekonomis jika dibandingkan dengan tangki timbun atau tangki darat. "Dari hasil kajian, FSO jauh lebih efisien," katanya.

Pembangunan tangki apung Blok Cepu sebenarnya sudah disetujui pemerintah sejak 2006. Setelah disetujui, perusahaan konsultan Moffat & Nichole asal Amerika Serikat melakukan kajian itu.

Pertamina, melalui Pertamina EP Cepu menggandeng ExxonMobil Indonesia untuk membangun proyek senilai US$ 500 juta.

Belakangan, pengadaan fasilitas tangki apung dengan kapasitas dua juta barel ini dikabarkan berpotensi merugikan negara hingga US$1,2 miliar dalam 20 tahun pengoperasian.

Kerugian ini terjadi dari selisih biaya yang ditimbulkan antara penyimpanan minyak di lepas pantai dan di darat. Sebab, lapangan minyak Blok Cepu berada di darat.

Sisterhood Modest Bazaar, Berburu Baju Lebaran Hingga Menu Berbuka
Kepala BNPT Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel

Senada dengan BNPT, Guru Besar UI Sebut Perempuan, Anak dan Remaja Rentan Terpapar Radikalisme

Guru Besar Fakultas Psikologi UI Prof. Dr. Mirra Noor Milla, sepakat bahwa perempuan, anak-anak, dan remaja rentan terpapar radikalisme, seperti paparan BNPT

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024