Wikileaks Bocorkan 400.000 Data Perang Irak

Tank Irak hancur diserang pasukan koalisi
Sumber :
  • AP Photo


VIVAnews - Situs whistle-blower Wikileaks akhirnya mengeluarkan bocoran dokumen perang Irak yang telah mereka janjikan pada Jumat, 22 Oktober 2010. Hampir 400.000 dokumen rahasia kemiliteran AS memuat puluhan ribu angka kematian warga sipil Irak dan penyebab-penyebabnya.

Jumlah ini adalah jumlah dokumen terbanyak yang pernah dikeluarkan oleh situs Wikileaks. Pengungkapan kematian warga sipil Irak yang dilakukan oleh para polisi dan tentara Irak. Pada dokumen-dokumen tersebut, menurut militer AS, memuat sedikitnya 300 nama polisi dan tentara Irak yang kemungkinan terancam nyawanya.

“Terdapat 300 nama warga Irak yang berada dalam bahaya akibat pengungkapan ini. Kami telah menyampaikan informasi ini kepada tentara AS di Irak. Mereka saat ini sedang berusaha menghubungi warga Irak pada daftar tersebut untuk melindungi mereka,” ujar juru bicara Pentagon Geoff Morell seperti dilansir dari laman CNN.

Pada siaran pers yang diberikan oleh Wikileaks, dokumen-dokumen yang mereka bocorkan mengungkap 109.032 kematian di Irak. Jumlah itu terdiri dari 66.081 warga sipil, 23.984 pemberontak, 15.196 tentara Irak dan 3.771 tentara koalisi yang dipimpin AS.

Organisasi anti perang Irak, Iraq Body Count, mengatakan bahwa dokumen tersebut mengungkapkan 15.000 kematian warga sipil yang tidak diketahui sebelumnya. Dengan ini, kematian warga sipil di Irak bertambah menjadi 122.000.

“Ini adalah angka terbesar dalam database kami sebelum kami memulainya,” ujar salah satu pendiri organisasi ini, John Sloboda.

Dokumen-dokumen ini hanya diberikan kepada segelintir media pilihan Wikileaks, di antaranya adalah The New York Times, The Guardian, Der Spiegel dan Newsweek.

Menurut the Guardian, dokumen-dokumen ini memuat penyiksaan, pelecehan, pemerkosaan, dan pembunuhan oleh polisi dan tentara Irak yang selama ini tidak dilaporkan oleh tentara AS.

Menurut The New York Times, dokumen-dokumen tersebut juga memuat peranan Iran dalam memasok senjata, termasuk diantaranya bom tepi jalan yang mematikan, kepada para militan Irak. Dokumen tersebut menunjukkan bahwa para militan Irak pergi ke Iran untuk menjalani pelatihan menjadi sniper dan bagaimana menggunakan bahan peledak.

Pendiri Wikileaks, Julian Assange, mengatakan bahwa dokumen-dokumen yang dibocorkannya merupakan bukti kejahatan perang yang terjadi di Irak yang dilakukan oleh tentara koalisi pimpinan AS dan tentara Irak. Dia mengatakan bahwa dokumen-dokumen itu memuat lebih dari 1.000 laporan penyiksaan para tahanan oleh tentara Irak.

Assange juga membantah protes dari Pentagon yang mengatakan bahwa bocoran dokumen ini dapat membahayakan tentara koalisi. “Pentagon tidak dapat menemukan seorang pun yang dilukai ketika Wikileaks membocorkan 76.000 dokumen perang Afghanistan,” ujar Assange.

Ngeri! Penampakan Angin Puting Beliung 'Hadang' Nelayan di Perairan Madura
Phil Foden saat Manchester City vs Manchester United

5 Fakta Mengerikan Jelang Duel Brighton vs Manchester City di Premier League

Manchester City akan datang ke markas Brighton dalam laga tunda Premier League matchday ke 29 di Stadion American Express pada Jumat dini hari nanti, 26 April 2024.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024