Perundingan Palestina-Israel Dimulai Kembali di Washington

Bendera Israel dan Palestina.
Sumber :
  • Unsplash
VIVAnews -
Prabowo Bertemu Airlangga 2 Jam, Bahas Calon Menteri?
Setelah tiga tahun mandek, akhirnya perundingan damai Israel dan Palestina akan kembali dilanjutkan hari ini di Amerika Serikat. Namun, banyak yang meragukan hasil positif akan ditelurkan dalam pertemuan tersebut.

Prabowo Buka Suara soal Calon Menteri Keuangan di Kabinetnya

Diberitakan
Kembaran Wuling Cloud EV Ini Kepergok Kamera Uji Coba di Jalan Raya
Reuters , Minggu 28 Juli 2013, pertemuan akan dilakukan di Washington pada Senin dan Selasa malam waktu setempat. Pertemuan yang dimediasi AS ini akan diikuti oleh utusan senior Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.


Kembalinya kedua negara ke meja perundingan tidak lepas dari upaya Menteri Luar Negeri AS John Kerry. Dia melakukan enam kali perjalanan ke wilayah itu dalam empat bulan terakhir, berupaya membujuk kedua negara menyelesaikan konflik yang telah berlangsung lebih dari enam dekade itu.


Sinyal positif diberikan Israel dengan yang telah mendekam di penjara sejak puluhan tahun. Pembebasan akan dilakukan bertahap seiring dengan jalannya negosiasi.


Perundingan terakhir dilakukan pada akhir 2010 dan terhenti setelah Israel kembali membangun permukiman Yahudi di Tepi Barat, wilayah yang dicaplok dari Palestina pada perang tahun 1967. Wilayah inilah yang dituntut untuk dikembalikan kepada Palestina dalam perundingan.


Tidak jelas bagaimana AS akan menjembatani aspirasi kedua negara. Namun pihak Kemlu AS mengatakan bahwa pertemuan ini adalah salah satu langkah maju dalam upaya perdamaian Israel-Palestina.


"Pertemuan di Washington akan jadi pertanda permulaan perundingan ini. Ini akan jadi kesempatan untuk mengembangkan rencana kerja prosedural soal bagaimana kedua pihak melakukan negosiasi ke depannya," kata juru bicara Kemlu AS, Jen Psaki.


Pesimistis

Kendati dianggap sebagai sebuah langkah maju, namun pertemuan itu dipandang pesimistis, bahkan oleh masyarakat Palestina sendiri. Ratusan orang dari Front Populer Pembebasan Palestina (PFLP) menggelar demonstrasn menolak perundingan tersebut di Tepi Barat. Demo sempat bentrok dengan aparat di Ramallah.


"Dengar Abbas, tanah kita tidak untuk dijual. Kemerdekaan Palestina tidak akan bisa diraih kecuali dengan senapan," kata para aktivis.


Hal serupa disampaikan para ahli Timur Tengah. Salah satunya adalah Professor Shibley Telhami, Ketua Lembaga Perdamaian dan Pembangunan Anwar Sadat di Universitas Maryland. Dia mengatakan bahwa perundingan tidak akan berhasil, kecuali Barack Obama ikut dalam perundingan.


Menurutnya, AS harus menawarkan ide mereka sendiri sebagai solusi konflik Palestina-Israel. "Dalam beberapa hal, pemain inti dari misi ini bukanlah Netanyahu, bukan juga Abu Mazen (Abbas), bukan John Kerry, tapi Barack Obama," ujarnya.


"Sejauh ini, tidak jelas apakah Obama siap mengambil resiko demi memberikan kemajuan pada masalah ini," lanjutnya lagi. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya