Ramos Horta Yakin Jokowi Bisa Atasi Konflik di Papua

Ramos Horta
Sumber :
  • REUTERS/Lirio Da Fonseca
VIVA.co.id
Kronologi Penculikan Dua WNI di Papua Nugini
- Mantan Presiden Timor Leste, Jose Ramos Horta, mengaku ragu keinginan sebagian kalangan untuk memerdekakan Papua Barat akan berhasil. Menurut utusan khusus PBB untuk Guinea-Bissau itu juga tak mendukung kemungkinan Papua untuk merdeka. 

Gugurkan Calon Kepala Daerah, KPU Fakfak Dihujani Batu
Hal itu disampaikan Ramos ketika diwawancarai oleh stasiun berita ABC pada Kamis, 23 Juli 2015. Kendati begitu, dia tak menutup kemungkinan segala hal bisa terjadi. 

Majelis Rakyat Papua Minta Pilkada Serentak Ditunda
"Tentu semua hal bisa saja terjadi. Kendati begitu, saya tidak akan mendukung kemungkinan hal itu terjadi," kata Ramos. 

Dia menegaskan, Papua adalah bagian tak terpisahkan dari Indonesia.

"Solusi bagi Papua Barat yang lebih baik, menghentikan pelanggaran hak asasi manusia, masalah ekonomi, masalah sosial warga di sana harus dilakukan dalam konteks kedaulatan Indonesia," Ramos menambahkan. 

Komentar Ramos ini terkait dengan usaha aktivis pro kemerdekaan Papua Barat yang berkeinginan wilayah itu memisahkan diri dari Indonesia. Dia juga menaruh harapan besar terhadap Presiden Joko Widodo. 

Ramos berpikir, Jokowi -- sapaan akrab Presiden Joko Widodo, akan bisa meningkatkan kehidupan masyarakat di Papua. 

"Beliau sudah pernah ke sana. Sudah berjanji akan menyelesaikan masalah di sana. Beliau tak memiliki latar belakang militer, tak memiliki agenda militer. Kalau ada orang yang bisa menyelesaikan masalah di Papua, saya menilai Presiden Widodo lah orang yang bisa melakukannya," kata Ramos. 

Dia turut mendesak kalangan elite di Papua untuk mengambil kesempatan tersebut. 

"Mereka memiliki kesempatan untuk bekerja sama dengan Presiden yang baru untuk membuat perubahan yang lebih baik antara Jakarta dan Papua," kata Ramos yang menjadi presiden Timor Leste periode 2007 hingga 2012. 

Kendati begitu, Timor Leste juga memilih berpisah dari Indonesia pada 2002 usai dilakukan referendum tahun 1999. Dalam perkembangan internasional, kelompok Melanesia Spearhead Group (MSG) di Honiara menerima kehadiran Indonesia sebagai anggota. 

Di saat yang sama, organisasi United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) diterima di MSG, namun berstatus sebagai peninjau. 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya