3-9-2004: Tragedi Penyanderaan Sekolah di Rusia Berakhir

Korban tewas tragedi penyanderaan di sekolah Beslan
Sumber :
  • Russia Today
VIVA.co.id
Laut China Selatan Memanas, China dan Rusia Latihan Militer
- Sebelas tahun lalu, publik Rusia dipaksa menyaksikan aksi penyanderaan di sebuah SMP di Beslan, Republik Ossetia Timur, berakhir dengan tindak kekerasan sehingga menimbulkan ratusan korban jiwa. Tragedi yang telah berlangsung sejak dua hari itu mengakibatkan 334 siswa tewas. 

2-2-1943: Jerman Menyerah Pada Rusia
Stasiun berita BBC melansir, sebanyak 186 di antaranya masih berusia anak-anak. Memasuki hari ketiga, tiba-tiba kelompok penculik sengaja melepaskan tembakan ke anak-anak yang melarikan diri dari gedung sekolah. Banyak dari mereka yang telanjang dan berteriak ketakutan. 

Rusia Siapkan New Su-35s untuk Pertempuran di Suriah
Penyanderaan dimulai sejak Rabu pagi, 1 September. Sekelompok pria dan wanita yang mengenakan topeng tiba-tiba menyerbu sebuah sekolah. Mereka menembak ke arah siswa yang tengah berkumpul di lapangan untuk merayakan awal tahun ajaran baru.

Polisi kesulitan menyelamatkan para siswa tersebut. Sebab, pelaku penculikan mengancam akan meledakkan sekolah. Bahkan, mereka menggunakan anak-anak sebagai perisai manusia. 

Berdasarkan laporan kantor berita Itar-Tass, penculik menuntut pembebasan para pejuang yang ditahan di Republik Ingushetia pada bulan Juni. Keesokan harinya, mantan Presiden Ingushetia, Ruslan Aushev Ied bernegosiasi dengan penculik dan berhasil membebaskan 26 wanita dan anak-anak. 

Memasuki hari ketiga, pasukan keamanan Rusia berpikir sudah tercapai kesepakatan dengan penculik. Mereka akan mengirimkan kendaraan untuk memindahkan jenazah yang sebelumnya tewas tertembak. 

Tetapi, tiba-tiba terdengar dua ledakan besar dan senapan otomatis kembali berdesing. Mendengar hal itu, pasukan keamanan Rusia dengan membawa persenjataan langsung menyerbu sekolah itu. Mereka diperintahkan menyerbu masuk, karena mengetahui kemungkinan pelaku akan mengaktifkan bom dan meledakkan sekolah. 

Alhasil, sekelompok anak-anak terlihat berlari ketakutan. Sebagian dari mereka, bahkan tertutup dengan darah. 

Akhir drama penyanderaan yang menyeramkan itu bisa disaksikan publik di rumah melalui tayangan langsung siaran televisi. Aksi penembakan terus berlangsung selama beberapa jam. Dari laporan yang diterima pasukan keamanan, tumpukan jasad manusia terlihat di dalam area olahraga sekolah.

Drama penyanderaan baru usai sekitar pukul 19.40 waktu setempat. Satu-satunya penculik yang berhasil ditangkap hidup-hidup, yakni Nur-Pashi Kulayev, seorang tukang kayu dari Chechnya. 

Kendati Pemerintah Rusia menduga aksi itu didalangi pemberontak dari Chechnya, namun tidak diketahui dengan jelas siapa penculik tersebut. Jumlah korban tewas diprediksi bisa terus bertambah, karena diduga masih ada 180 orang lainnya yang dinyatakan hilang. 

Presiden Rusia saat itu, Vladimir Putin mengakui terdapat kesalahan dalam proses penyelamatan sandera. Tetapi, Putin juga menyalahkan musuh dari negara asing yang diduga menjadi otak penyanderaan. Walaupun saat itu, dia tidak menyebut dalang utama berasal dari Chechnya. 

Namun, banyak kerabat dan keluarga korban tewas menganggap Pemerintah Rusia seharusnya juga bertanggung jawab. Sebab, banyaknya korban yang jatuh, akibat upaya penyelamatan yang ceroboh.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya