Indonesia Kembali Kirim Asap ke Malaysia

Kebakaran hutan dan lahan Indonesia pada 2015
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rony Muharrman
VIVA.co.id
Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?
- Kabut asap yang disebabkan dari kebakaran hutan di Indonesia kian memburuk. Bahkan, insiden tahunan ini kembali menyebar hingga ke negara tetangga seperti Malaysia. 

34 WNI Selamat dari Kapal Tenggelam di Malaysia Dipulangkan
Dilansir dari laman Asia One, Kamis, 3 September 2015, saat ini terdapat 380 titik api di Sumatera dan sembilan di Pulau Kalimantan. Angka tersebut meningkat dari 200 titik api pada Senin kemarin. Informasi itu diperoleh dari Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Alam, Wan Junaidi Tuanku Jaafar. 

Patroli Maritim 3 Negara Jangan Sekadar Pepesan Kosong
Menurut Wan Junaidi, Departemen Lingkungan terus memantau dari dekat situasi kebakaran. Dia menyebut, departemen itu memantau setiap jam status dan tren kualitas udara, karena ketidakpastian pola kabut asap. 

Kemarin, dia telah mengatakan, jumlah titik api di Sumatera dan Kalimantan bisa saja menyebabkan asap di sana menyebar ke tepi pantai barat Malaysia dan Serawak. 

"Tujuh titik api telah diidentifikasi di Malaysia sendiri. Satu titk di Sabah dan enam lainnya di Pahang," kata Wan Junaidi. 

Asisten Direktur Jenderal (Operasi) Departemen Pemadam Kebakaran, Mohd Kassim mengatakan departemennya juga akan memantau dari dekat titik api. 

"Saat ini, masih terjadi hujan cukup deras, sehingga itu membantu kami untuk memadamkan titik api cukup cepat," kata Zulkarnain. 

Hujan di sini, ujar dia, ada lebih sedikit titik api tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Departemennya juga telah menyiapkan untuk merespons secara cepat jika titik api di Malaysia meningkat. 

Ahli cuaca di Pusat Cuaca Nasional di Departemen Meteorologika Malaysia, Hisham Mohd Anip mengatakan musim kering tahun ini dimulai di bagian akhir, sehingga menjadi penyebab tertundanya kehadiran titik dan kabut asap. 

"Biasanya titik api dan kabut sudah mulai di bulan Juli. Tetapi, kami telah diberikan hujan di bulan Juli dan Agustus tahun ini," kata Hisham. 

Sementara, situasi di mana musim hujan datang terlambat, juga dialami Indonesia.

Berdasarkan data Indeks Polusi Udara pukul 18.00 pada Rabu kemarin, telah menunjukkan angka yang tidak sehat di dua area yakni Bakar Arang di Sungai Petani (103) dan Nilai, Negri Sembilan (101). 

"Kami beruntung tahun ini, sebab kabut asap baru dimulai pekan lalu (di Malaysia) dan diharapkan akan segera hilang dalam dua atau tiga pekan mendatang," ujar dia. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya