10-02-1962: AS-Soviet Bertukar Mata-mata

Sumber :
  • www.dailymail.co.uk

VIVA.co.id - Hari ini 54 tahun silam. Francis Gary Powers, seorang pilot pesawat U-2 asal Amerika Serikat yang ditangkap Badan Intelijen Uni Soviet, KGB, atas tuduhan mata-mata, dibebaskan sebagai barter atas mata-mata Soviet, Rudolf Abel.

Seperti dikutip situs History, Powers merupakan pilot pilihan untuk menerbangkan U-2 sejak pesawat mata-mata itu dikembangkan pada akhir 1950. Pesawat ini mampu terbang setinggi 70 ribu kaki dan diklaim tidak bisa ditembak jatuh oleh misil antipesawat milik Soviet.

U-2 memiliki tugas khusus untuk memotret dan memetakan lokasi serta instalasi militer Negeri Tirai Besi itu. Namun naas. Pada 1 Mei 1960, U-2 tersengat misil Soviet dan jatuh.

AS tidak bisa berkelit bahwa Powers adalah mata-mata CIA. Meskipun awalnya Paman Sam membantah terlibat namun barang bukti yang ditemukan Soviet berkata berbeda.

Sebagai balasan, Pemimpin Uni Soviet, Nikita Khrushchev membatalkan sepihak pertemuan puncak dengan Presiden AS, Dwight D. Eisenhower. Alhasil, Powers diadili dan dihukum penjara karena spionase selama 10 tahun.

Untuk membebaskan Powers maka AS 'mengalah' dan ingin bertukar sandera dengan Soviet. Pertukaran ini biasa disebut 'perdagangan mata-mata'. Adalah Rudolf Abel yang menjadi pilihan AS sebagai barter atas Powers. Abel sendiri ditangkap di AS atas tuduhan spionase.

Pada 10 Februari, Abel dan Powers dibawa ke Jembatan Gilenicker yang menghubungkan Berlin Timur dan Berlin Barat untuk pertukaran. Setelah pertukaran dilakukan, Powers pun langsung diterbangkan ke AS.

Pernyataan resmi Pemerintah Uni Soviet menyebutkan bahwa pertukaran mata-mata ini bagian dari perbaikan hubungan kedua negara. Kendati demikian, Pemerintah AS berhati-hati dalam menanggapi pernyataan Soviet namun mengakui bila pertukaran mata-mata ini mengurangi ketegangan selama Perang Dingin.

AS Akan Kembalikan Dokumen Curian ke Rusia
Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Y.Galuzin.

Dubes Rusia: Tudingan Presiden Obama Tak Berdasar

Rusia tak punya kaitan soal bocornya ribuan email DNC.

img_title
VIVA.co.id
27 Juli 2016