Pemberontakan

Filipina-MILF Janji Tidak Serang Warga Sipil

VIVAnews - Pemerintah Filipina dan kelompok pemberontak muslim Moro (MILF) menandatangani perjanjian untuk tidak menjadikan warga sipil sebagai target serangan. Perjanjian yang ditandatangani Selasa, 27 Oktober 2009, juga berisi kesepakatan untuk melindungi sekolah-sekolah dan rumah sakit.

Perjanjian itu menunjukkan adanya peningkatan hubungan pemerintah dengan pemberontak setelah bertahun-tahun terlibat konflik. Kesepakatan yang ditandatangani di Kuala Lumpur, Malaysia, tersebut bertujuan untuk mencegah warga sipil di Filipina selatan menjadi korban.

Ratusan warga di Filipina bagian selatan terbunuh dan lebih dari setengah juta orang kehilangan tempat tinggal saat perundingan damai menemui kegagalan tahun lalu.

Menurut negosiator dari pihak pemerintah, Rafael Seguis, Rabu 28 Oktober 2009, kedua pihak akan mendiskusikan aturan agar isi perjanjian tersebut diterapkan bila perundingan damai formal akan dimulai lagi tahun ini, termasuk pengawasan dari dunia internasional.

Dalam perjanjian itu kedua pihak berkomitmen untuk tidak menjadikan warga sipil sebagai target, sebagaimana terhadap sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, pusat-pusat distribusi makanan dan obat-obatan dan operasi pemulihan lain. Mereka juga sepakat untuk tidak menghalangi aliran bantuan makanan dan barang-barang kebutuhan.

Pertempuran di wilayah Mindanao mulai reda pada Juli lalu dan kedua pihak bulan lalu sepakat untuk melanjutkan kembali negosiasi. (AP)

8 Manfaat Susu Kedelai untuk Kesehatan, Bisa Meredakan Gejala Menopause
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga

Stafsus Bantah Erick Thohir Perintahkan BUMN Borong Dolar AS, Ini Penjelasannya

Stafsus Menteri BUMN Arya Mahendra Sinulingga membantah informasi yang menyebut bahwa Menteri BUMN, Erick Thohir telah meminta BUMN untuk memborong dolar AS.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024