Krisis Honduras

Presiden Terguling Tolak Pemilu

VIVAnews - Presiden Honduras yang terguling, Jose Manuel Zelaya, menolak pelaksanaan pemilihan umum (pemilu). Dia juga meminta pendukungnya melakukan hal yang sama.

Pada surat yang Zelaya kirim kepada Presiden AS, seperti yang dikutip stasiun televisi CNN, Senin malam 16 November 2009 (Selasa, WIB) , Zelaya menolak pemilu, yang dijadwalkan berlangsung pada 29 November mendatang.

6 Makanan yang Sebaiknya Dihindari saat Menikmati Secangkir Kopi

Hal ini menghambat resolusi 28 Juni yang mengeluarkannya dari kekuasaan. Dalam suratnya, Zelaya mempertanyakan kekuatan perjanjian yang ditandatanganinya bersama Presiden de fakto Roberto Micheletti bulan lalu.

Kesepakatan menyatakan adanya sebuah pemerintahan yang memimpin Honduras sampai presiden baru terpilih bulan ini. Persetujuan menetapkan bahwa Parlemen akan mengadakan pemungutan suara apakah Zelaya dapat kembali memegang kekuasaan. Namun kongres menunda pungutan suara mengenai Zelaya dan meminta opini dari Mahkamah Agung Honduras.

Zelaya yang mendapat perlindungan dari Kedutaan Brazil di Ibukota Honduras, dalam suratnya menyatakan "Perjanjian itu sesuatu yang tidak berguna karena Pemerintah saat ini tidak mematuhinya," kata Zelaya.

Perselisihan berawal pada 5 November lalu, saat tenggat waktu pembentukan pemerintahan bersatu. Micheletti mengukuhkan diri sebagai Presiden dan mengecewakan Zelaya. Zelaya tidak merespon surat Micheletti yang meminta saran bagi pemerintahan interim  yang ia pimpin.

Perpecahan berlanjut karena kedua pihak sama-sama beresiko. Zelaya kahawtir parlemen tidak memilih untuk mengembalikan kekuasaannya dan Micheletti khawatir Zelaya kembali ke tampuk kekuasaan.

Zelaya juga mempertanyakan perubahan sikap AS atas krisis politik di negaranya. Awalnya, pemerintah AS mendukung kembalinya Zelaya setelah pemilihan umum pada 29 November. Namun, setelah perjanjian, Pemerintah AS menyatakan akan menghormati keputusan kongres terlepas apakah Zelaya diizinkan untuk kembali ke pemerintahan.

Zelaya menyatakan tidak akan menerima negosiasi yang berjanji mengembalikan kekuasaannya. Sebab itu berarti dia mengakui  perebutan kekuasaan Micheletti.

"Saya adalah presiden yang dipilih rakyat Honduras. Sejak saat ini saya tidak akan menerima perjanjian apapun untuk mengembalikan saya ke kursi kepresidenan," katanya. Zelaya meminta Presiden Obama untuk segera membalas suratnya.

Krisis politik di Honduras diakibatkan keinginan Zelaya untuk melaksanakan referndum yang mengubah konstitusi agar memperpanjang masa jabatan Presiden. Sementara Micheletti dan pendukungnya menyatakan penggantian Zelaya sesuai konstitusi pengalihan kekuasan dan bukan kudeta.

PDIP Minta Penetapan Prabowo Ditunda karena Gugatan di PTUN, KPU Tegaskan Ini
Pertamina berpartisipasi dalam Hannover Messe 2024

Pertamina Patra Niaga Beberkan Upaya Pemerataan Energi Indonesia di Hannover Messe 2024

PT Pertamina (Persero) dan PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading berpartisipasi dalam pameran industri terkemuka internasional, Hannover Messe 2024.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024