54% Responden MSN Setuju 2012 Ditayangkan

VIVAnews - Film 2012 yang digarap oleh sutradara Jerman Roland Emmerich memang membuat gempar masyarakat di tanah air. Tak hanya karena efek visual yang disuguhkan begitu canggih, tetapi karena dianggap telah berani mengungkapkan dan memvisualisasikan ‘hari kiamat’.

Cerita di dalamnya cukup dekat dengan isu kiamat yang diperbincangkan akhir-akhir ini. Munculnya pro dan kontra terhadap film ini pun akhirnya menjadi hal yang lumrah.

Berangkat dari pro dan kontra tersebut, MSN melakukan polling selama lima hari, sejak tanggal 20 hingga 25 November 2009, melalui websitenya.

Dari polling tersebut, lebih dari 50 persen responden justru merespon positif kehadiran film 2012. Mereka menganggap film ini sebagai bahan untuk menyadarkan umat manusia mengenai perilakunya dengan sesama manusia dan persiapannya untuk menghadapi hari akhir.

Padahal, 2012 sendiri bukanlah film pertama yang menggambarkan bencana besar yang hampir menyebabkan kepunahan manusia, sebelumnya telah ada The Day After Tomorrow dan 2012: Doomsday.

Namun, dengan banyaknya adegan gempa bumi dan tsunami, yang mana secara kebetulan bencana tersebut sering terjadi akhir-akhir ini, membuatnya seolah-olah seperti film estimasi tentang kiamat.

Sekitar 54 persen responden pada polling yang diadakan MSN menjawab setuju dengan penayangan film tentang kiamat 2012 yang menimbulkan kontroversi, dengan alasan manusia perlu disadarkan akan adanya akhir zaman. Sementara, hanya 12 persen responden yang menyatakan tidak setuju, dengan alibi film ini menimbulkan kesesatan dan keresahan masyarakat.

Sekedar diketahui, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur dan Solo melarang masyarakat di Tanah Air untuk menonton film 2012. Pasalnya, mereka khawatir masyarakat percaya kiamat seperti yang diramalkan dan digambarkan di dalam film, mengingat di dalam ajaran agama Islam, kiamat tidak bisa diketahui karena itu merupakan rahasia Allah SWT.

Peran Jenderal Bintang 4 yang Diduga Terlibat Korupsi Timah Rp 271 Triliun
Ilustrasi wartawan atau pers.

Curhat Jurnalis Asing Kala Bertugas di China

Banyak rintangan bagi jurnalis asing yang menghadapi tanggapan keras Partai Komunis China terhadap pemberitaan independen yang mengkritik kebijakan China.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024