Harga Minyak Menguat di Level US$78/barel

VIVAnews - Harga minyak mentah untuk perdagangan Asia di bursa New York menguat hingga melampaui US$78 per barel. Kenaikan harga didorong oleh minat para investor untuk membeli minyak saat berada pada level US$77 per barel di tengah melemahnya nilai tukar dolar dan penguatan indek saham di bursa-bursa Eropa.

Berdasarkan transaksi elektronik, Selasa sore waktu Kuala Lumpur, harga minyak untuk pengiriman Februari naik 35 sen menjadi US$78,35 per barel. Senin kemarin, harga minyak turun hingga mencapai US$77,07 sebelum menempati level US$78/barel untuk perdagangan Eropa.

"Kombinasi antara perburuan investor mencari harga mendekati US$77 sebagai kesempatan membeli minyak dan kinerja positif bursa Eropa menyebabkan harga minyak berubah haluan," kata Victor Shum, analis energi dari konsultan Purvin & Gertz di Singapura.

Shum mengataan, nilai dolar yang melemah juga mendongrak harga minyak, sehingga membuat minyak yang dihargai dengan dolar lebih murah untuk para investor pemegang mata uang ini. Nilai euro menguat menjadi US$1,4395 dari US$1,4380 kemarin, dan nilai dolar jatuh menjadi 90,40 yen dari 90,73 yen.

Namun Shum mengatakan, harga minyak tetap berada pada kisaran saat ini sembari menanti penerimaan laporan korporat kuartal keempat di Amerika Serikat. Sejauh ini, laporan yang telah dirilis menunjukkan hasil beragam.

Penerimaan Intel Corp. di triwulan keempat 2009 lebih baik dibanding perkiraan. Sedangkan laporan penerimaan beberapa perusahaan lain mengecewakan. (AP)

4 Kebiasaan Unik Suku Dayak, Dari Telingaan Aruu hingga Panggil Arwah Leluhur
Gedung Bank Indonesia (BI).

Ekonomi Dunia Bergejolak, BI Buka-bukaan Hasil Stess Test Terbaru Sektor Perbankan

 Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, hasil stress test BI menunjukkan bahwa ketahanan perbankan dan korporasi saat ini.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024