Proyeksi Perdagangan Saham Pekan Ini

Investor Mulai Mengkritisi Obama

VIVAnews - Dulu para bankir Wall Street (fat cats) dipersalahkan, kini pemerintahan Barack Obama yang dituding menjadi penyebab lambannya pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS).

Dengan masih tingginya angka pengangguran, pelaku pasar saham Wall Street mulai mengalihkan tudingan mereka dari kelompok Fat Cats ke Presiden Obama, yang sudah setahun memerintah. Hasil transaksi di lantai bursa pekan lalu menunjukkan gelagat itu.

Selama 10 bulan sebelumnya, indeks harga saham naik secara drastis. Namun, pekan lalu, indeks harga saham industri Dow Jones menderita hasil terburuk sejak awal Maret 2009. Mulai dari transaksi Rabu hingga Jumat pekan lalu, indeks Dow merosot 552 poin. Hari Jumat saja, indeks Dow kehilangan 216 poin.

Salah satu motif mengapa para investor melakukan aksi lepas secara massal adalah kemenangan kubu Partai Republik dalam pemilihan senator untuk negara bagian Massachusetts pekan lalu untuk mengganti posisi yang ditinggalkan mendiang politisi senior demokrat, Ted Kennedy. Kubu Demokrat, yang dijagokan Obama, tidak mampu merebut posisi yang strategis itu.

Akibatnya, komposisi kubu Republik, yang menjadi oposisi, di Senat semakin kuat dan ini semakin menyulitkan Obama dan kubu Demokrat dalam memuluskan kebijakan-kebijakan baru, termasuk reformasi layanan kesehatan dan perbankan.

Saat Obama Kamis pekan lalu menggulirkan rencana tarif baru atas bank-bank besar yang menjadi debitur pemerintah, pasar justru bereaksi negatif. Selain itu, Jumat pekan lalu, investor juga khawatir bahwa kubu Republik di Senat bisa mengganjal pencalonan kembali Ben Bernanke sebagai gubernur bank sentral AS, yang selama ini mendukung program stimulus massal yang digulirkan Obama.

Selain itu, laporan pendapatan triwulan terakhir 2009 yang digulirkan sejumlah korporat ternyata tidak memuaskan. Bahkan, di luar negeri, China berencana akan meredam laju pertumbuhan ekonominya dengan menerapkan kebijakan uang ketat.

Pertanyaan saat ini adalah, bila berita buruk terus muncul, apakah Obama, yang tengah berupaya menggolkan kebijakan-kebijakan reformisnya, justru akan gagal? Atau, bisakah Obama bisa mendapat respon yang baik lagi dari Wall Street?

"Semakin lama kita berkuasa, semakin nyatalah masalah yang kita hadapi," kata Tad Devine, konsultan media Partai Demokrat. "Ini merupakan titik balik dalam kepresidenan saat dia [Obama] ingin meyakinkan kembali para pemilihnya bahwa masa depan mereka terjamin," lanjut Devine. (AP)
 


Semua Pihak Diminta Tunjukan Kedewasaan Politik dan Menerima dengan Lapang Dada Hasil Pemilu
Universitas Nasional (Unas) Jakarta

Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Dugaan Plagiat Prof Kumba Digdowiseiso

Rektor Universitas Nasional El Amry Bermawi Putera bentuk Tim Pencari Fakta dugaan pencatutan nama dalam publikasi jurnal internasional yang melibatkan Kumba Digdowiseiso

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024