Pertahanan Bumi Kian Lemah Hadapi Asteroid

VIVAnews - Ancaman untuk Bumi bisa berasal dari luar angkasa. Salah satu bentuknya adalah asteroid.

Ternyata, tameng Bumi untuk menahan gempuran asteroid lemah. Kita masih sering kecolongan.

Seperti dimuat laman Space.com, Amerika Serikat diminta berbuat banyak untuk melindungi Bumi dari asteroid, daripada bergantung pada misil nuklir penangkis asteroid.

Dalam 134 lembar laporan, Akademi Sains Nasional, yang dirilis Jumat lalu, menyatakan, sebesar US$ 4 dikeluarkan oleh Amerika Serikat untuk mengidentifikasi potensi bahaya asteroid, tak cukup

Lembaga Antariksa AS, NASA membutuhkan lebih banyak dana, setidaknya membutuhkan US$ 1 juta untuk meneliti bagaimana cara melawan bebatuan asteroid yang mengancam bumi - apakah membangun pesawat luar angkasa dan teknologi khusus untuk menangkis asteroid.

AS juga diminta merencanakan metode pertahanan Bumi melawan asteroid dalam waktu dekat. Senjata nuklir harus dijadikan solusi terakhir- sebab, itu hanya akan berguna jika asteroid yang bakal menghantam Bumi sudah diperkirakan jauh-jauh hari.

Para ilmuwan juga mengatakan dibutuhkan untuk membangun dan meluncurkan pesawat luar angkasa yang berfungsi mendorong dan menghancurkan asteorid, tanpa tenaga nuklir. Mengatur evaluasi dan bentuk pertahanan sipil lain hanya akan efektif jika yang dihadapi adalah asteroid kecil, dan tentu saja waktu jatuhnya asteroid itu sudah bisa diperkirakan.

Ahli asteroid NASA mengatakan lembaga itu telah menemukan keberadaan sekitar  85 persen asteroid besar di dekat bumi, satu di antaranya diperkirakan memiliki lebar 1 kilometer. 

Tapi, baru  15 persen dari asteroid berukuran 460 kaki yang ditemukan, sementara yang ukurannya lebih kecil, yakni 164 kaki atau 50 meter baru ditemukan sekitar 5 persen.

Padahal, asteroid-asteroid kecil itu tak kalah bahayanya.

Lindley Johnson, manajer kajian benda dekat Bumi, NASA mengatakan bahwa NASA membutuhkan dana sebesar US$ 1 miliar dalam 15 tahun untuk menemukan semua asteroid terdekat yang bisa mengancam bumi.

Minggu lalu, meteorit kecil menimpa atap sebuah tempat praktek dokter di Virginia, AS. Meteor yang membentur dinding, memantul, dan kemudian pecah di lantai. Tak ada korban yang dilaporkan, namun pada saat kejadian tempat praktek dokter itu sedang ramai.

Sebelumnya, juga ada meteor jatuh di Bone, Sulawesi Selatan. Asteroid itu berukuran sekitar 10 meter.

Meteor yang meledak di atas permukaan bumi dengan kekuatan setara 50.000 ton bahan peledak itu bahkan diakui sebagai satu diantara sembilan tonggak sejarah astronomi penting dunia yang terjadi pada 2009.

Prabowo Berkelakar Singgung Senyuman Berat, Anies: Kan Beliau yang Alami, Kita Biasa Aja
Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Jokowi Bersyukur Angka Stunting Turun dari 37 Persen Menjadi 21 Persen

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pekerjaan rumah bidang kesehatan di Indonesia diantaranya penanganan stunting. Menurut dia, angka stunting memang saat ini sudah

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024