Orang Gendut Ancam Keamanan AS

Ilustrasi obesitas
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews - Amerika Serikat kini tidak saja waspada dengan teroris. Orang gemuk ternyata juga dipandang sebagai ancaman bagi keamanan AS karena jumlah mereka kian bertambah dan ini bisa membuat militer kian sulit menemukan kader-kader yang berbadan proporsional.

Demikian suatu laporan yang disusun oleh dua pensiunan jenderal Amerika, John Shalikashvili dan Hugh Shelton. "Meningkatnya obesitas [penyakit kegemukan] mengancam kesehatan rakyat Amerika secara umum dan juga kekuatan militer kita di masa depan," demikian kesimpulan duo jenderal itu dalam laporan yang dikutip oleh laman Daily Mail, Minggu 2 Mei 2010.

Kali ini mereka tidak menuding jaringan teroris al-Qaeda sebagai biang keladi ancaman keamanan itu, melainkan pola makan yang tidak sehat di banyak sekolah. Itulah sebabnya sembilan juta murid sekolah - atau 27 persen dari seluruh populasi di AS yang berumur antara 17 tahun hingga 24 tahun - sudah dianggap terlalu gendut untuk direkrut menjadi tentara.

Di sejumlah kota, seperti di Huntington (West Wirginia), setengah dari total populasinya menderita obesitas. Seorang ahli kuliner terkemuka asal Inggris, Jamie Oliver, pernah mengritik bahwa banyak sekolah di kota itu menyajikan pola makan yang tidak sehat (junk food) kepada para murid, contohnya menyediakan pizza sebagai sarapan.

Namun, kritik Oliver itu didukung penilaian para jenderal. Dalam laporan mereka yang berjudul "Mission: Readiness," Shalikashvili dan Shelton menilai bahwa krisis obesitas bakal meluas bila pemerintah bersama dengan parlemen (Kongres) tidak segera menghentikan subsidi makanan yang tidak sehat di sekolah-sekolah umum dan masih beredarnya penjualan makanan ringan yang banyak mengandung garam, gula, dan lemak.

"Kami meminta Kongres untuk mengesahkan undang-undang nutrisi anak," tulis laporan itu.

Penyerang AC Milan Rafael Leao Bisa Dapat Ballon d'Or
Nyamuk aedes aegypti.

Kasus DBD Melonjak Tajam di Jakarta, Dinkes DKI Ungkap Penyebabnya

Dinas Kesehatan saat ini turun tangan untuk mengatasi persoalan kasus DBD di Jakarta, dengan menyosialisasikan para warga untuk melakukan gerakan 3M.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024