Gletser Everest Menyusut Drastis

Pegunungan Everest Nepal
Sumber :
  • integrityengg.com

VIVAnews - Gletser di Puncak Everest di pegunungan Himalaya menyusut drastis. Fenomena tersebut tampak dalam dua buah foto terbaru yang menunjukkan bahwa selama 80 tahun terakhir, lapisan es di Everest menghadapi ancaman besar.

Seperti dikutip dari laman Telegraph, Minggu 18 Juli 2010, foto pertama diambil tahun 1921 oleh seorang pendaki gunung asal Inggris, George Mallory, yang meninggal saat berusaha menaklukkan Everest.  Kemudian, sebuah organisasi non-profit Asia Society menugaskan agar foto yang sama diambil dari gletser Rongbuk di lereng utara Everest di sisi Tibet pada 2007.

Gambar terakhir yang diambil oleh pendaki gunung David Breashears tersebut menunjukkan bahwa glasier di Everest menyusut dan mencair. Juru bicara Asia Society mengatakan, gambar tersebut menjadi bukti bahwa es mencair karena perubahan iklim, menimbulkan ancaman bagi sumber-sumber air di kawasan padat penduduk di India dan China.

"Kebenaran yang menyesakkan, bahwa es di Himalaya mulai lenyap. Foto itu mengungkap ancaman akan hilangnya massa es di sana," katanya. Foto-foto yang sekarang sedang dipajang di sebuah pameran di New York tersebut menunjukkan bagaimana perubahan suhu bisa mempengaruhi lingkungan dengan lebih luas.

Isu mengenai pencairan gletser di Himalaya adalah isu kontroversial menyusul persoalan 'glaciergate'. Badan ilmu pengetahuan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) terpaksa meminta maaf karena melakukan kekeliruan dengan menyebut bahwa glasier di Himayala bisa lenyap seluruhnya pada 2035. (umi)

Istri Dicopet hingga Barang Berharga Raib, Daniel Mananta Pilih Maafkan Pelaku

Baca Juga

Cut Tari bebas?

Tak Kunjung Ketemu dengan Nikita Mirzani, Lolly Singgung Memperbaiki Diri

Pengungah Video Ariel: A = Anggit

Siapa RJ alias Redjoy Si Penyebar Video Ariel

Defisit 3 Gol, Liverpool Ingin Bikin Keajaiban Comeback di Markas Atalanta
Putusan Mahkamah Konstitusi

Sebut MK Bisa Anulir Hasil Pilpres 2024, Guru Besar IPDN Beberkan Alasannya

Guru Besar Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Djohermansyah Djohan menyebutkan, Mahkamah Konstitusi (MK) dapat menganulir hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024