WNI di Malaysia Kecam Demo-Tinja Bendera

Demo Kedubes Malaysia
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Massa Benteng Demokrasi Rakyat Indonesia (Bendera) menyerukan agar dua juta WNI yang tinggal di Malaysia pulang kampung ke Indonesia sebagai bentuk protes atas penangkapan anggota Kementerian Kelautan dan Perikanan RI oleh polisi Malaysia. Namun, hal ini tidak diindahkan oleh para WNI bermatapencarian di negeri jiran tersebut.

Kebanyakan dari mereka menyatakan sudah merasa kerasan tinggal dan mencari nafkah di Malaysia. Beberapa bahkan telah tinggal puluhan tahun di Malaysia dan sudah menganggap Malaysia sebagai kampung halaman mereka sendiri. 

Salah satu di antara kaum imigran itu adalah Talhaq Bashir, WNI asal Medan yang sudah 25 tahun tinggal di Malaysia. Lelaki berusia 53 tahun yang berjualan jam tangan bekas di Kampung Datuk Keramat, Kuala Lumpur, ini telah merasakan manisnya mereguk rezeki di Malaysia.

Dia enggan menuruti seruan Bendera yang meminta WNI pulang sebagai bentuk protes terhadap Pemerintah Malaysia. Talhaq memuji pendekatan diplomatis yang dilakukan Presiden SBY untuk menyelesaikan permasalahan secara damai.

Yang lain adalah Pariman, lelaki 60 tahun yang bekerja di perusahaan swasta. Dia mengatakan bahwa tindakan dan seruan Bendera tidaklah mencerminkan sikap bangsa Indonesia terkait permasalahan yang ada. Dia juga mengecam demonstrasi yang dilakukan Bendera yang dinilainya tidak pantas. “Demonstrasi adalah bagian dari kehidupan demokrasi di Indonesia, tapi sudah seharusnya dilakukan dengan cara-cara yang pantas dan damai,” ujarnya seperti dilansir dari laman The Star.

Kebanyakan WNI bekerja di Malaysia sebagai pekerja kasar, pembantu rumah tangga dan buruh, itulah yang tertanam di benak para warga Malaysia. Pariman menceritakan bahwa terdapat beberapa warga Malaysia yang kaget saat mengetahui bahwa lelaki 60 tahun ini adalah seorang insinyur. Mereka tidak mengira bahwa WNI yang bekerja di Malaysia bisa juga berstatus insinyur. “Anggapan itu tidak saya hiraukan,” ujarnya.

Sementara itu, Apandi, 21 tahun, pekerja binatu di Malaysia selama dua tahun, mengatakan tidak menemukan alasan untuk pulang kampung. Dia mengatakan bahwa dia datang ke Malaysia melalui jalan yang sah untuk mencari penghidupan.

Kolaborasi Prabowo dan Raja Yordania, TNI Berhasil Kirim Bantuan RI ke Gaza via Udara

“Di Facebook, orang-orang di kampung halaman meminta saya untuk pulang setelah Bendera mengusulkan Indonesia harus memutuskan hubungan dengan Malaysia. Tapi orangtua saya meminta saya tidak menghiraukannya dan menjaga diri selama di kampung orang,” ujar lelaki kelahiran Medan ini.

Thafaul, 25 tahun, mahasiswa pasca-sarjana Universitas Malaya, mengatakan bahwa walaupun mungkin terdapat warga Indonesia yang setuju dengan Bendera, dia tetap berpegang teguh hubungan kedua negara harus tetap berlanjut. “Memutuskan hubungan bukanlah sebuah solusi. Hal itu hanya akan memperburuk situasi. Indonesia dan Malaysia punya banyak kesamaan dan kita mempunyai akar budaya yang sama,” tegasnya.

Kebanyakan WNI yang tidak terpengaruh ajakan Bendera ini menurut Penasihat Sosial, budaya dan Informasi Kedutaan Besar Indonesia di Malaysia, Widyarka Ryananta, adalah bukti nyata bahwa pekerja Indonesia telah cukup dewasa untuk menentukan pilihan. (Laporan: Denny Andaru | kd)

Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum, PT PLN

39 Unit SPKLU PLN di Sepanjang Tol Trans Sumatra Siaga Layani Pemudik, Ini Titik Lokasinya

PT PLN (Persero) menyiagakan 1.299 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang tersebar di seluruh tanah air untuk periode mudik lebaran tahun 2024

img_title
VIVA.co.id
9 April 2024