Coba Bakar Merah-Putih, Demonstran Ditahan

Demo anti Malaysia
Sumber :
  • AP Photo/Irwin Fedriansyah

VIVAnews - Masyarakat Malaysia yang selama ini tenang dan tak mudah terpancing setiap kali ada permasalahan dengan Indonesia, saat ini mulai menunjukkan kemarahannya. Sikap ini timbul setelah demonstrasi pembakaran bendera dan pelemparan tinja ke Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta.

Hal ini disampaikan mantan wakil duta besar Indonesia di Kuala Lumpur, Tatang Budie Utama Razak, Minggu, 5 September 2010. Dia menjelaskan bahwa peristiwa demonstrasi-tinja itu berujung panas. Media dan publik malaysia yang sebelumnya tenang-tenang saja, mulai keras bereaksi.

Pemberitaan yang beredar di koran-koran Malaysia juga lebih keras dibanding sebelumnya. Protes-protes juga banyak digelar. Publik Malaysia, menurutnya, saat ini lebih agresif dalam menyampaikan protesnya.

Mantan Komandan IDF Sebut Netanyahu Bikin Israel Semakin Terpuruk

“Tapi demonstrasi yang dilakukan hanya dalam jumlah kecil, 10-20 orang. Ada salah satu kelompok yang mencoba membakar bendera Indonesia, namun segera direbut oleh polisi. Kelompok ini lalu ditahan,” ujar Tatang yang baru saja dilantik sebagai Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia pada DirJen Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri.

Demonstrasi yang digawangi oleh Benteng Demokrasi Rakyat Indonesia (Bendera) berisi ancaman akan melakukan sweeping terhadap warga Malaysia dan bahkan akan menggunduli mereka. Tatang mengatakan bahwa ancaman ini mulai berimbas pada sektor pariwisata. Di antaranya adalah banyaknya pembatalan kunjungan wisatawan Malaysia ke Indonesia.

“Informasi ini saya peroleh pada saat undangan jamuan makan dari Kementerian Budaya dan Pariwisata Malaysia. Mereka mengatakan ada beberapa agen pariwisata yang membatalkan kunjungannya ke Indonesia. Di bayangan mereka, situasi di Indonesia sangat berbahaya. Padahal keadaan jauh dari yang mereka khawatirkan,” jelasnya.

Demonstrasi anti-Malaysia tersebut dinilai di luar kepatutan, maka Duta Indonesia untuk Malaysia Da'i Bachtiar dipanggil oleh pemerintah Malaysia pada 26 Agustus lalu. Namun, karena saat itu Dubes tengah berada di Jakarta memenuhi panggilan DPR, maka Tatang yang mewakilinya. Dia mengatakan pada pemanggilan tersebut Anifah menyampaikan bahwa kesabaran publik Malaysia sudah di ambang batas.

“Menlu Anifah mengatakan bahwa rakyat Malaysia selama ini mencoba bertahan dan bersabar. Namun tindakan demonstrasi tersebut sudah keterlaluan. Kesabaran Malaysia menurutnya sedang diuji,” jelasnya.

Tatang menjelaskan kepada Anifah bahwa demonstrasi yang terjadi adalah bentuk kemarahan rakyat Indonesia atas insiden yang terjadi. Menlu Anifah menyampaikan kepada Tatang kala itu agar pemerintah Indonesia mengambil tindakan tegas kepada para demonstran yang melakukan pembakaran.

“Menlu Anifah melihat seperti ada konspirasi antara pemerintah dengan pendemo, karena pemerintah dinilai membiarkan peristiwa itu terjadi. Namun saya katakan bahwa hukum di Malaysia dan Indonesia berbeda, sehingga butuh proses lebih lanjut,” ujarnya. (kd)

Bea Cukai musnahkan barang kena cukai ilegal

Bea Cukai Kalbagsel Musnahkan Barang Kena Cukai Ilegal Senilai 7 Miliar Rupiah

Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Kalimantan Bagian Selatan (Kalbagsel) gelar serah terima atas barang milik negara (BMN) dan pemusnahan barang kena cukai ilegal.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024