Mahasiswa AS Tembaki Kampus, Lalu Bunuh Diri

Colton Joshua Tooley
Sumber :
  • AP Photo/Texas Department of Public Safety

VIVAnews - Seorang mahasiswa di Amerika Serikat (AS) menembaki kampusnya secara membabi buta dengan senapan serbu AK-47. Aksi itu berakhir tragis saat dia bunuh diri dengan tembakan dari senapan yang sama.

Peristiwa itu berlangsung di Universitas Texas (UT), Selasa 28 September 2010. Menurut polisi setempat, pelaku adalah Colton Joshua Tooley, mahasiswa tingkat kedua jurusan matematika di UT. Pria 19 tahun itu memulai aksi penembakan di dekat air mancur di depan menara UT dan berakhir di perpustakaan kampus. Beruntung, tidak ada korban luka maupun tewas akibat ulah Tooley.

Setelah insiden itu, sekitar 50.000 mahasiswa tidak diperbolehkan meninggalkan kampus, karena polisi saat itu masih melacak kemungkinan adanya pelaku lain. Pasalnya, bekas-bekas penembakan terdapat di banyak tempat dan polisi mengumpulkan laporan dari saksi mata yang beragam.

Tooley akhirnya dipastikan beraksi seorang diri dengan mengenakan baju hitam dan topeng ski. Banyaknya bekas tembakan dikarenakan Tooley berlari beberapa blok sambil menembak sebelum sampai ke perpustakaan.

Salah satu saksi, seorang profesor hukum di kampus tersebut, Randall Wilhite, mengatakan bahwa dia sedang berkendara menuju kelasnya saat dia melihat para mahasiswa bersembunyi di balik tong sampah, pohon dan monumen-monumen. Lalu dia melihat Tooley membawa senapan otomatis berlari ke arahnya.

“Ketika saya memarkir mobil, dia berlari ke arah saya dan menembak tiga kali. Memang ke arah saya, namun bukan mengincar saya. Saya tidak yakin itu sungguhan sampai saya melihat lubang bekas peluru di tanah sebelah kiri saya,” ujarnya seperti dilansir dari laman Associated Press.

Willhite mengatakan bahwa Tooley sebenarnya memiliki kesempatan untuk menembak semua orang yang dia temui. Namun, Tooley tidak sampai melakukan aksi brutal itu. Polisi belum dapat menjelaskan apakah Tooley memang berniat untuk membunuh orang atau cuma ingin merusak fasilitas kampus.

Saksi lainnya, seorang pekerja bangunan, Ruben Cordoba, mengatakan bahwa dia sedang memasang pagar di dekat perpustakaan saat dia melihat Tooley. “Saya melihat tepat di matanya, tapi dia acuh,” ujar Cordoba.

Cordoba mengatakan bahwa Tooley terus berlari di jalan, menembak tiga kali ke gereja kampus, lalu mengubah arahnya dan menembak tiga kali lagi ke udara.

Pimpinan universitas dengan cepat menanggapi aksi ini dengan mengirimkan SMS ke 43.000 mahasiswanya untuk berhati-hati di dalam kampus. Hal ini menyebabkan tidak banyak mahasiswa yang berkeliaran pada saat insiden terjadi. Kebanyakan dari mahasiswa mengunci diri mereka di ruang kelas dan menjauhi area kampus. Mereka berbagi informasi melalui twitter, SMS, dan jaringan lainnya.

Kepala polisi Austin, Texas, Art Acevedo mengatakan bahwa kemungkinan Tooley berlari ke perpustakaan saat petugas menuju ke arahnya. Tooley lalu menembak kepalanya sendiri di lantai enam perpustakaan tersebut.

Belum ditemukan motif yang jelas mengapa Tooley melakukan hal itu. Menurut pengakuan orang tuanya, Tooley adalah seorang anak yang pintar dan cerdas. Orang tuanya bahkan mengatakan bahwa Tooley tidak akan melukai seekor lalatpun, mereka mengaku kaget menerima kabar tersebut.

Peristiwa penembakan ini adalah yang kedua kalinya di kampus ini. Sebelumnya pada 1 Agustus 1966, mahasiswa, Charles Whitman, naik ke lantai 28 pada menara UT dan menembak orang-orang di bawah. Dia membunuh 16 orang dan melukai lebih dari 30 orang lainnya. Polisi berhasil menembak mati Whitman 90 menit setelah aksi tersebut. (Associated Press)

Sekjen PKS: Kalau Pak Prabowo Datang Kita Akan Beri Karpet Merah Sebagai Presiden Pemenang
Edukasi Media Center Haji 1445 H/2024

Bawa Kabar dari Tanah Suci, Peran Media Optimalkan Penyelenggaraan Ibadah Haji

Mulai persiapan penyelenggaraan ibadah haji, tata cara, hingga kesehatan serta keselamatan selama di Tanah Suci dapat disebarkan secara luas dan cepat melalui media.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024