Tambang China Meledak, Chile Tawarkan Bantuan

Presiden Chile, Sebastian Pinera, (kanan) memeluk seorang pekerja yang selamat
Sumber :
  • AP Photo/Alex Ibanez, Chilean Presidential Press Office

VIVAnews - Ledakan tambang di China Sabtu pekan lalu, yang menewaskan sedikitnya 26 orang, terjadi hanya selang dua hari setelah 33 pekerja tambang di Chile yang terperangkap berhasil diselamatkan. Bermodalkan kesuksesan itu, Presiden Chile, Sebastian Pinera, menawarkan bantuan kepada China untuk menyelamatkan para pekerja yang masih terkubur.

Ditemui pada kunjungannya ke London, Inggris, pada Sabtu, 16 Oktober 2010, Pinera mengatakan bahwa Chile telah belajar banyak dari kecelakaan tambang yang mengubur pekerjanya selama lebih dari dua bulan. Dia mengatakan bahwa Chile dengan pengalaman penyelamatan bawah tanahnya dengan senang hari siap membantu China jika dibutuhkan.

“Saya berharap penambang China yang terperangkap dapat diselamatkan. Dan jika kami dapat membantu, mereka tau bahwa kami dapat diandalkan,” ujarnya,

Pinera mengatakan salah satu pelajaran penting dalam proses penyelamatan penambang adalah kehati-hatian dan tetap berkomitmen teguh pada keamanan, keselamatan dan kesehatan para pekerja yang terperangkap.

Sementara itu, nasib sebelas pekerja yang terperangkap di bawah tanah masih belum jelas. Peluang hidup para pekerja yang belum ditemukan tersebut sangat tipis, karena kemungkinan kehabisan nafas atau terkubur abu batu bara sangat besar.

“Berdasarkan pengalaman, 11 pekerja tersebut bisa saja terkubur abu batu bara, jadi kemungkinan selamat sangat kecil,” ujar Du Bo, wakil ketua tim penyelamat, seperti dilansir dari laman China Daily.

Du Bo mengatakan 2.500 ton debu batu bara dan gas dengan volume yang besar menyulitkan proses penyelamatan korban.

“Kami telah melacak keberadaan pekerja yang terperangkap, tapi terlebih dulu kami harus membersihkan abu batu bara dari lokasi. Pembersihan sendiri akan memakan waktu hingga beberapa hari,” ujarnya.

Kecelakaan terjadi pada Sabtu pagi, 16 Oktober 2010, saat sebuah ledakan terjadi di pertambangan batu bara milik perusahaan Pingyu Coal & Electric Co Ltd di provinsi Henan, 690 kilometer selatan Beijing.

China adalah negara paling berbahaya untuk usaha pertambangan. Tahun ini saja, terdapat 515 orang yang tewas akibat kecelakaan tambang. Tahun lalu, terhitung 2.631 orang tewas pada kecelakaan serupa.

Pemerintah China telah menutup lebih dari 1.600 penambangan kecil ilegal tahun ini sebagai upaya meningkatkan standar keamanan kerja. Namun, diperkirakan masih banyak tambang ilegal beroperasi mengingat kebutuhan yang besar dari negeri ini untuk bahan bakar.

Kawasan Lembang Padat Merayap, Antrean Kendaraan Mengekor hingga Kota Bandung
Gerbang tol e-toll

Warga Jangan Lupa Isi E-Toll, Ada 16 Ribu Kendaraan Saldo Kurang saat Pergi Mudik

Jasa Marga mengimbau warga yang akan melakukan perjalanan arus balik ke Jabotabek untuk memastikan kecukupan saldo e-toll.

img_title
VIVA.co.id
13 April 2024