- AP Photo/Alastair Grant
VIVAnews - Kepolisian Yunani menggagalkan pengiriman surat berisi bom kepada Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan beberapa kedutaan besar (Kedubes) di Ibukota Athena. Selain itu, dua orang yang dicurigai sebagai anggota kelompok garis keras di Yunani ditahan polisi.
Menurut kantor berita Associated Press (AP), dari keempat surat berisi bom yang ditemukan pada Senin 1 November 2010, surat yang dialamatkan ke Kedubes Meksiko meledak ketika dalam pengiriman. Akibatnya, seorang pegawai kantor jasa pengiriman menderita luka bakar yang parah.
Sementara itu, bom yang dialamatkan kepada Kedubes Belanda berhasil ditemukan polisi ketika hendak dikirim, lalu dijinakkan. Dua bom surat lainnya, untuk kedubes Belanda dan Sarkozy, ditemukan di tas punggung tersangka.
Berdasarkan laman Associated Press, tersangka adalah dua orang berkewarganegaraan Yunani berusia 22 dan 24. Mereka ditangkap beberapa ratus meter dari lokasi ledakan bom surat di pusat kota Athena.
Polisi Yunani mengatakan bahwa para tersangka yang mengenakan topi dan rambut palsu ini membawa pistol dan peluru di tas pinggang yang dikenakannya, salah satu dari mereka bahkan mengenakan rompi anti peluru.
Belum ada komentar dari pemerintahan Prancis perihal bom yang dialamatkan kepada presiden mereka.
Garis polisi dibentangkan di tengah kota pada siang hari selama satu jam ketika polisi berusaha untuk menjinakkan bom tersebut. Polisi mengatakan bahwa bom itu berdaya ledak kecil dan tidak ada hubungannya dengan rencana pengeboman ekstrimisme asal Yaman yang diduga sedang merencanakan penyerangan ke negara-negara di Eropa. Polisi Yunani masih memeriksa kemungkinan adanya kirimanĀ bom surat yang lainnya.
Polisi menduga, dalang rencana serangan ini adalah suatu kelompok garis keras Yunani, Conspiracy Nuclei of Fire. Kelompok militan ini terkenal seringkali melakukan serangan bom dan pembakaran serta provokasi massa. Incaran mereka yang utama adalah kedubes dan perusahaan asing. (adi)