Terdakwa Teroris Bebas dari Ratusan Dakwaan

Foto Ahmed Ghailani semasa remaja
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews - Seorang terdakwa kasus terorisme yang diadili Amerika Serikat (AS) terbukti tidak bersalah atas ratusan tuduhan, termasuk dakwaan melakukan teror dan pembunuhan. Namun, dia dinyatakan bersalah atas satu tuduhan konspirasi untuk menghancurkan properti milik AS di luar negeri.

Demikian putusan sidang pengadilan di New York, AS, Rabu waktu setempat, seperti yang diungkap kantor berita Associated Press (AS). Terpidana bernama Ahmed Ghailani itu dikenakan lebih dari 280 dakwaan, termasuk tuduhan melakukan serangan bom di dua Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Tanzania dan Kenya pada 1998, yang menewaskan 224 jiwa.

Namun, Ghailani hanya terbukti bersalah atas satu dakwaan, yaitu melakukan turut melakukan konspirasi menghancurkan properti milik AS. Pria berusia 36 tahun itu tidak bisa menahan kegembiraan atas keputusan pengadilan di New York itu dengan tersenyum dan merangkul para pengacaranya.

Pria asal Tanzania itu merupakan eks tahanan penjara khusus militer AS di Teluk Guantanamo (Gitmo), Kuba. Dia adalah tahanan Gitmo pertama yang menjalani pengadilan sipil di AS. Para tahanan Gitmo rata-rata adalah tersangka anggota jaringan teroris al-Qaida maupun milisi Taliban yang diciduk pihak keamanan dan intelijen AS dari Afganistan dan sejumlah negara.

Ghailani terancam hukuman penjara minimum selama 20 tahun dan maksimum seumur hidup. Hukuman bagi terpidana baru akan ditentukan pada sidang 25 Januari tahun depan.

Namun, pihak kejaksaan berupaya agar Ghailani dipenjara seumur hidup tanpa ada peluang keringanan. Sedangkan pengacara Ghailani menyatakan kliennya harus dibebaskan dari semua dakwaan.   

Sidang pengadilan pertama atas tahanan asal Gitmo ini dipandang sebagai ujian bagi pemerintahan Presiden Barack Obama, yang mengubah kebijakan dengan menyidangkan para tersangka teroris di pengadilan sipil di AS. Selama ditahan di Gitmo, mereka tidak pernah diadili secara terbuka.

Pihak penuntut menuduh Ghailani membantu al-Qaida dengan membeli sebuah truk dan komponen peledak yang digunakan untuk misi bom bunuh diri di Kedubes AS di Tanzania pada 7 Agustus 1998.

Sehari sebelum pengeboman, Ghailani diketahui menumpang pesawat ke Pakistan dengan memakai nama lain. Selama kabur, dia sempat berada di Afganistan sebagai tukang masak merangkap pengawal Osama bin Laden. Ghailani pun berperan sebagai pemalsu dokumen untuk al-Qaida, demikian tuduhan tim penuntut.

Dia lalu ditangkap pada 2004 di Pakistan dan ditahan di suatu penjara milik CIA. Dua tahun kemudian, Ghailani dipindahkan ke Gitmo sebelum akhirnya dibawa ke New York pada 2009 untuk diadili.

KPU Kabupaten Tangerang Buka Rekrutmen PPK dan PPS Pilkada 2024: Tersedia 967 Kuota
Berburu diskon tiket pesawat internasional [dok. Dwidayatour Carnival 2024]

Paket Promo ke Destinasi Wisata Dunia Bisa Dapat Diskon Rp 12 Juta, Simak!

Bagi para traveler yang ingin mencari paket promo perjalanan menarik ke sejumlah destinasi wisata internasional jangan ketinggalan.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024