- AP Photo/Dieu Nalio Chery
VIVAnews - Mantan diktator Haiti, Jean-Claude Duvalier, kembali pulang setelah hampir 25 tahun di pengasingan. Kembalinya pemimpin berjuluk "Baby Doc" ini berlangsung di tengah krisis politik di Haiti, yang belum pulih dari gempa bumi dahsyat setahun lalu.
Menurut kantor berita Associated Press, Duvalier tiba dari Prancis dengan pesawat Air Frace di ibukota Haiti, Port-au-Prince, Minggu 16 Januari 2011 waktu setempat. Disambut ratusan pendukung, Duvalier menuju mobil penjemput tanpa memberi keterangan pers.
"Dia senang bisa kembali ke negerinya, pulang kampung," kata Mona Beruaveau, seorang politisi dari partai pro Duvalier. "Dia masih lelah setelah menempuh perjalanan jauh," lanjut Beruaveau.
Duvalier berjanji memberi keterangan pers awal pekan ini. Sementara itu, istri Duvalier mengungkapkan mereka hanya akan berada di Haiti selama tiga hari.
Kepulangan Duvalier berlangsung lancar. Padahal Presiden saat ini, Rene Preval, pada 2007 mengatakan Duvalier bisa langsung ditangkap begitu tiba di Haiti karena bertanggungjawab atas pembunuhan ribuan orang, dan mencuri jutaan dolar uang rakyat selama memerintah.
Duvalier memerintah Haiti dari 21 April 1971 hingga 7 Februari 1986. Dia mewarisi jabatan yang ditinggal mati ayahnya, Francois "Papa Doc" Duvalier, namun lima belas tahun kemudian digulingkan dari kekuasaan menyusul aksi rakyat yang marah atas krisis ekonomi di Haiti saat itu.
Duvalier dan keluarga berhasil kabur ke Prancis. Namun, saat Haiti kembali diguncang krisis ekonomi pasca gempa bumi, Duvalier berani pulang ke negaranya. Dia belum menjelaskan alasan mengapa repot-repot pulang ke Haiti. Sebagian rakyat Haiti pun menyambut baik kepulangan Duvalier.
"Saya tak tahu banyak mengenai Jean-Claude Duvalier. Yang saya dengar, dia pernah berbuat banyak kebaikan bagi negeri ini," kata Joel Pierre, seorang pria berusia 34 tahun. "Saya harap dia akan kembali berbuat hal-hal yang baik," lanjut Pierre. (np)
Pentingnya Kesehatan di Masa Golden Age Anak, Bakal Tentukan Kondisi Masa Depan
Dalam masa golden age itu, terjadi juga perkembangan kepribadian anak dan pembentukan pola perilaku, sikap, serta ekspresi emosi.
