Mubarak Digoyang, AS Tidak Ingin Mesir Kacau

Dua demonstran beraksi di ibukota Mesir, Kairo
Sumber :
  • AP Photo/Ben Curtis

VIVAnews - Amerika Serikat (AS) yakin bahwa pemerintah Mesir mampu mengatasi gejolak politik akibat rangkaian unjuk rasa oleh rakyat mereka. Krisis itu jangan sampai mengganggu kemitraan kuat antara AS dan Mesir.

Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, menyatakan bahwa pemerintahnya turut memberi perhatian atas gejolak di Mesir. "Kami mendukung hak fundamental untuk berekspresi dan dan berkumpul bagi semua orang dan kami mendesak semua pihak untuk saling menahan diri dan tidak melakukan kekerasan," kata Clinton di Washington DC seperti yang dikutip kantor berita Associated Press (AP), Selasa 25 Januari 2011 waktu setempat.
 
Pihak keamanan Mesir terpaksa berjibaku dengan para demonstran dalam unjuk rasa serentak di sejumlah kota, dari Selasa hingga Rabu dini hari waktu setempat. Ini merupakan demonstrasi terbesar di Mesir dalam beberapa tahun terakhir sebagai bentuk kemarahan masyarakat terhadap rezim otoriter Presiden Hosni Mubarak karena tidak mampu mengatasi krisis naiknya harga kebutuhan pokok dan tingginya pengangguran. Mereka menuntut Mubarak agar segera turun dari kekuasaan. 

Dalam demonstrasi kemarin, sedikitnya dua demonstran dan seorang polisi tewas setelah terlibat baku hantam. Menurut Clinton, rakyat Mesir berhak untuk protes, namun meminta agar mereka tidak tersulut kekerasan yang berkepanjangan.
 
Clinton juga yakin bahwa pemerintah Mubarak tetap stabil dan berupaya memenuhi tuntutan para pemrotes. "Menurut penilaian kami, pemerintah Mesir masih stabil dan berupaya mencari cara untuk memenuhi tuntutan rakyat Mesir," kata Clinton.

Menurut catatan AP, AS merupakan mitra asing terbesar bagi Mesir. Tahun lalu, Negeri Piramid itu mendapat bantuan dari AS sebesar lebih dari US$1,5 miliar. Bagi AS, Mesir dianggap sebagai sekutu strategis untuk menangkal sikap radikal sejumlah negara-negara Arab lainnya atas isu keamanan di Timur Tengah, termasuk dalam mengupayakan perdamaian Israel-Palestina.

Kendati selalu bersikap keras dengan Israel, bahkan pernah saling berperang, Mesir dikenal sebagai negara Arab pertama yang mengakui keberadaan Negara Zionis itu.  

AS tidak jarang mengkritisi rezim Mubarak, yang memerintah Mesir sejak 1981, terkait dengan demokratisasi dan penegakan hak asasi manusia. Namun, AS tidak ingin Mesir dilanda kekacauan karena bisa mengganggu kepentingan Washington di Timur Tengah, terutama dalam membendung kelompok-kelompok radikal.

Ajukan Diri jadi Amicus Curiae, Megawati Soekarnoputri: Semoga Ketuk Palu MK Bukan Palu Godam
Kadishub DKI Jakarta, Syafrin Liputo

Mobil Dishub DKI Buang Sampah Sembarangan di Puncak Bogor, Ditumpangi Kasatpel

Kadishub DKI Jakarta, Syafrin Liputo buka suara terkait viralnya mobil Dishub berpelat dinas kedapatan membuang sampah sembarangan di puncak Bogor.

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024