Kasus Rajam, Iran Bebaskan 2 Jurnalis Jerman

Sakineh Mohammadi Ashtiani bersama putranya, Sajjad
Sumber :
  • AP Photo/Vahid Salemi

VIVAnews - Nama perempuan Iran, Sakineh Mohammadi Ashtiani mendunia. Perempuan 43 tahun ini divonis rajam sampai mati karena sangkaan perzinahan dan pembunuhan. Kasusnya kini jadi kontroversi.

Adalah dua jurnalis Jerman dari media massa berbasis di Berlin, Bild am Sonntag yang menyiarkan hukuman rajam itu ke seluruh dunia. Marcus Hellwig dan Jens Koch sempat ditahan empat bulan oleh pemerintah Iran karena tugas jurnalistiknya itu. Sabtu kemarin, mereka dibebaskan.

Pengadilan Kota Tabriz, Iran mengurangi hukuman keduanya masing-masing 20 bulan dan menggantinya dengan denda sebesar US$50 ribu per orang.

Dalam putusan Sabtu 19 Februari 2011, hakim mengatakan, keduanya "pantas mendapatkan keringanan hukuman dan menikmati rahmat Islam," demikian seperti diberitakan televisi pemerintah Iran.

Dua jurnalis tersebut ditahan Oktober lalu usai mewawancarai anak Ashtiani di barat laut Kota Tabriz. Pemerintah Iran menuduh keduanya sebagai mata-mata yang berhubungan dengan orang-orang Iran di pelarian.

Namun, pada akhirnya, mereka dinyatakan bersalah melanggar undang-undang keamanan dalam negeri Iran. Mereka juga diperkarakan karena menggunakan visa turis untuk masuk ke Iran.

Menteri Luar Negeri Jerman, Guido Westerwelle, yang menjemput dua jurnalis di Teheran mengucapkan terima kasih kepada mitranya, Ali Akbar Salehi dalam memenuhi komitmennya untuk hubungan dua negara.

Kebebasan Hellwig dan Koch disambut gembira di Jerman. "Kami semua gembira hari ini," kata Wakil Editor koran Bild am Sonntag, Michael Backhaus. "Mimpi buruk selama 132 hari akhirnya berakhir."

Backhaus menolak menjelaskan lebih lanjut bagaimana dua jurnalis bisa dibebaskan pemerintah Iran. Menurut dia, upaya diplomatik ada di belakang layar.

Kelegaan terutama dirasakan keluarga dua jurnalis. "Sebagai seorang ayah, saya hanya bisa berteriak gembira," kata Andreas Hartmann kepada Bild am Sonntag.

"Kami sangat bahagia dan bersyukur, masa penantian dan harapan yang panjang, berakhir bahagia," kata Miriam Lobinsky dan Christina Hellwig.

Kasus Ashtiani menarik perhatian dunia. Selain hukuman rajam sampai mati yang dijatuhkan kepadanya, perempuan itu mengakui telah didakwa berzina seperti laporan resmi. Namun, dia menolak dituduh membunuh.

Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit

"Orang yang sebenarnya membunuh suami saya sudah diketahui dan dipenjarakan, namun dia tidak dieksekusi mati," katanya Agustus lalu.

Klaim pemerintah Iran yang menyatakan dia didakwa membunuh itu kebohongan. "Mereka malu oleh perhatian dunia atas kasus saya dan mereka susah payah mencoba memecah perhatian dan membingungkan media, sehingga mereka bisa membunuh saya secara diam-diam," kata Ashtiani yang memiliki dua anak itu. (Associated Press)

5 Minuman Alami Bantu Atasi Radang Tenggorokan Selama Puasa
Ilustrasi perkelahian dan pengeroyokan.

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Para anggota TNI itu diduga tak terima Prada Lukman dikeroyok preman di Pasar Cikini, Rabu, 27 Maret 2024. Prada Lukman membela ayah rekannya yang dipalak kawanan preman.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024