RI Diminta Redam Konflik Thailand-Kamboja

Konflik Thailand - Kamboja: Perbatasan
Sumber :
  • AP Photo/Heng Sinith

VIVAnews - Kamboja dan Thailand mempercayakan Indonesia sebagai penengah pada konflik berdarah yang melibatkan kedua negara. Indonesia bahkan diminta mengirimkan utusannya guna memastikan perjanjian gencatan senjata di perbatasan kedua negara dapat dipatuhi.

Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, usai pertemuan informal perwakilan negara-negara ASEAN yang diadakan di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Selasa 22 Februari 2011.

Natalegawa mengatakan, pada pertemuan itu kedua pihak sepakat menjadikan Indonesia turut meredam konflik di perbatasan kedua negara. Tugas pertama Indonesia mengirimkan utusan ke perbatasan kedua negara. Terutama di dekat kuil sengketa Preah Vihear, yang menjadi lokasi baku tembak militer kedua negara pada awal bulan ini.

"Untuk pertama kalinya kedua negara sepakat Indonesia sebagai ketua ASEAN untuk menjadi peninjau (observer) di kedua sisi perbatasan. Observer ini bekerja untuk memastikan gencatan senjata betul-betul dapat dipatuhi," ujar Natalegawa.

Utusan yang dikirim pemerintah Indonesia terdiri dari pihak militer dan sipil yang diwakili oleh utusan dari Kementerian Luar Negeri Indonesia. Natalegawa mengatakan, belum dapat dipastikan berapa jumlah utusan Indonesia di kedua sisi perbatasan, karena masih perlu peninjauan medan dan situasi di lapangan.

"Sifatnya tergantung dari misinya nanti di lapangan. Pertama dilakukan pengiriman semacam advance team (untuk mengukur situasi). Panglima militer dan Menteri Pertahanan sudah menyiapkan perwiranya untuk bertugas, dari Kemlu juga akan kesana," ujar Natalegawa.

Natalegawa mengatakan bahwa ini adalah kali pertama suatu negara diminta menjadi observer oleh dua pihak yang bertikai. “Kita tidak diposisikan di tengah, tapi di kedua wilayah,” kata Natalegawa.

Selain itu, kedua negara juga meminta Indonesia sebagai ketua ASEAN turut andil lebih jauh dalam perundingan guna menyelesaikan konflik kedua negara. Natalegawa mengatakan kedua negara ingin agar Indonesia dalam pertemuan berikutnya ada di tengah mereka untuk memberikan masukan dan saran.

"Ini adalah wujud kepercayaan kedua belah pihak, wujud kepercayaan ASEAN terhadap Indonesia, kepercayaan yang harus dipikul dengan penuh tanggung jawab. Insya Allah," ujar Natalegawa.

Konflik kedua negara terjadi pada 4 hingga 7 Februari lalu, militer Thailand dan Kamboja terlibat baku tembak di perbatasan kedua negara, sehingga menewaskan tujuh orang. Kedua pihak lalu menerapkan gencatan senjata, bersamaan dengan misi Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, ke Kamboja dan Thailand selama dua hari.

Kamboja dan Thailand selanjutnya sepakat merundingkan konflik perbatasan di Markas PBB, dengan kehadiran Menlu Natalegawa. Sebagai Ketua ASEAN, perwakilan Indonesia diundang oleh Dewan Keamanan PBB untuk ikut dalam dialog pada 14 Februari 2011.

Pada pertemuan itu, Dewan Keamanan PBB berkesimpulan dua negara ASEAN bertikai itu harus mencari solusi damai, dan berdialog dengan bantuan ASEAN. Maka, baik PBB maupun Thailand dan Kamboja sepakat atas inisiatif Indonesia untuk menggelar dialog di Jakarta, 22 Februari 2011.(np)

Menkeu Sebut Jumlah Dana Pemda Mengendap di Bank Capai Rp 180,9 Triliun
Menteri Sosial Tri Rismaharini

Risma Populer di Jatim tetapi Elektabilitas Khofifah Tinggi, Menurut Pakar Komunikasi Politik

Pakar komunikasi politik mengatakan sosok Menteri Sosial Tri Rismaharini cukup populer di Jawa Timur tetapi elektabilitasnya tidak setinggi Khofifah Indar Parawansa.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024