Pejabat Libya: Khadafi Sudah Keterlaluan

Muammar Khadafi saat berpidato pada 22 Februari 2011
Sumber :
  • AP Photo/Libya State Television via APTN

VIVAnews - Pemimpin Libya, Muammar Khadafi, bersikeras tidak mau turun dari kekuasaan saat dia berpidato di siaran televisi, Selasa 22 februari 2011. Bahkan dia bertekad akan terus menggunakan kekerasan kepada siapa pun yang menentangnya. Sikap Khadafi itu membuat dia ditinggal pergi sejumlah pejabatnya.

Salah satu pejabat yang mundur adalah Menteri Dalam Negeri Abdul Fattah Younis al Abidi. Dia memutuskan mundur setelah tidak tahan dengan perilaku Khadafi, yang menghalalkan kekerasan untuk menghentikan aksi demonstrasi yang telah berlangsung selama satu pekan.

"Khadafi berkata kepada saya bahwa dia berencana menggunakan pesawat tempur untuk menumpas rakyat di Benghazi. Saya bilang bahwa dia bakal membunuh ribuan orang bila meneruskan rencana itu," kata Abidi dalam wawancara dengan CNN melalui telepon, Rabu 23 Februari 2011.

Menurut Abidi, sikap Khadafi itu menunjukkan bahwa dia adalah pemimpin yang "keras kepala." Penguasa berusia 68 tahun itu menyatakan tidak gentar menghadapi tuntutan banyak warga.

Bahkan, menurut penuturan Abidi, mantan bosnya itu tergolong nekad. "Dia akan memilih bunuh diri atau dibunuh," kata Abidi, yang mengaku mengenal Khadafi sejak 1964.

Khadafi sudah berkuasa selama 42 tahun. Berpangkat kolonel, Khadafi pada 1 September 1969 memimpin sekelompok perwira muda untuk mengkudeta Raja Idris, yang saat itu tengah berobat di Turki. Kendati berkuasa secara otoriter, jabatan resmi Khadafi bukanlah presiden atau raja, melainkan Pemimpin dan Pemandu Revolusi Libya.  

Ironisnya, Khadafi kini menghadapi gerakan revolusi dari rakyatnya sendiri, yang tidak puas dengan kinerja pemerintah dalam mengatasi krisis harga pangan dan kesulitan ekonomi di negeri yang kaya dengan minyak mentah itu.

Abidi, menurut CNN, memprediksi bahwa revolusi atas Khadafi akan berhasil dalam "hitungan hari atau jam." Dia mengungkapkan banyak anggota pasukan keamanan telah membelot dari rezim Khadafi, termasuk mereka yang bertugas di Ibukota Tripoli.  

Abidi mengikuti jejak sejumlah pejabat tinggi yang telah mundur. Menurut harian Telegraph, mereka adalah Menteri Keamanan Dalam Negeri dan Menteri Kehakiman. Selain itu, para duta besar Libya di mancanegara juga ramai-ramai mundur, diantaranya di China, AS, Indonesia, Polandia, dan lain-lain.

Khadafi sendiri, dalam pidato Selasa malam, menegaskan tidak akan mundur dan bertekad mempertahankan kekuasaannya hingga titik darah terakhir. Dia bahkan menyebut para pemrotes, yang telah berdemonstrasi selama satu minggu, sebagai tikus, kecoak, dan orang-orang di bawah ketergantungan obat.

Sementara itu, Kanselir Jerman, Angela Merkel, menilai pidato Khadafi Selasa kemarin sangat mengerikan karena intinya "dia menyatakan perang melawan rakyat sendiri." Bahkan Wakil Duta Besar Libya di PBB, Ibrahim Dabbashi, menyerukan agar Khadafi segera mundur dan minta PBB terlibat dalam menyelesaikan pergolakan di negaranya.  
  
"Menurut saya pernyataan Khadafi itu merupakan kode bagi para kaki-tangannya untuk mulai melakukan genosida atas rakyat Libya," kata Dabbashi seperti dikutip kantor berita Associated Press. (umi)

Wakil Ketua DPD Mahyudin Harap Keberhasilan Timnas Indonesia U-23 Memotivasi Anak Muda Bangsa
Ilustrasi madu

Bukan Dibakar, Begini Cara Buktikan Keaslian Madu Murni

Perlu digarisbawahi bahwa hanya madu murni yang berkhasiat bagi kesehatan, bukan madu yang sudah dicampurkan dengan pengawet atau pemanis

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024