Obama Izinkan Lagi Pengadilan di Guantanamo

Kamp Guantanamo
Sumber :
  • AP Photo/Brennan Linsley, File

VIVAnews - Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, mencabut kembali keputusan yang pernah dia buat atas penjara khusus teroris di Teluk Guantanamo. Dia kini membolehkan lagi adanya pengadilan militer di Guantanamo atas para tersangka teroris, yang ditangkap di berbagai negara.

Menurut kantor berita Associated Press, keputusan itu diumumkan Obama di Washington, Senin 7 Maret 2011 waktu setempat. Pengumuman ini sekaligus meralat kebijakan Obama sebelumnya pada dua tahun lalu, atau tak lama saat dia resmi menjadi presiden AS.

Saat itu, Obama menyatakan bahwa para tahanan di Guantanamo - yang populer disebut Gitmo - tidak boleh lagi diadili di pengadilan militer. Mereka harus disidang di pengadilan sipil AS dan, sebagai konsekuensi, harus dipenjara di Negeri Paman Sam.

Kebijakan itu merupakan bagian dari target Obama untuk menutup penjara Gitmo. Fasilitas itu sebenarnya merupakan pangkalan Angkatan Laut AS di wilayah Kuba, namun sejak 2002 menjadi penjara khusus saat Presiden George W. Bush menerapkan kampanye perang melawan terorisme.

Para tahanan rata-rata adalah mereka yang berperang melawan pasukan AS di Afganistan dan Irak. Selain itu juga ada para tahanan yang menjadi tersangka teroris di berbagai negara.

Mereka dipenjara tanpa melalui prosedur hukum yang normal dan menjalani peradilan militer dengan sistem yang tidak transparan. Sejak menjadi presiden AS pada Januari 2009, Obama ingin mengubah sistem itu dengan membawa para tahanan ke wilayah AS untuk diadili di pengadilan sipil dengan hukum setempat. Obama bahkan saat itu sempat menargetkan bahwa Penjara Gitmo harus tutup dalam jangka waktu setahun.

Namun, target Obama itu sulit terwujud. Pasalnya, kalangan politisi dan sebagian publik di AS - yang masih trauma dengan Serangan Teroris 11 September 2001 - tidak mau melihat para tahanan Gitmo pindah ke Negeri Paman Sam karena bisa membuat keamanan menjadi rawan.

Resistensi dari dalam negeri itulah yang membuat Obama sulit menutup Guantanamo. Bahkan, kini dia membolehkan kembali pengadilan militer di kompleks penjara itu.

Sementara itu, pejabat kantor kepresidenan AS di Gedung Putih menegaskan bahwa pemerintahan Obama masih berencana menutup kompleks penjara Gitmo.

Pulau Ini Menjadi Tempat Berlibur Favorit Pangeran William dan Kate Middleton Bersama Anak-anaknya
Menhan RI sekaligus presiden terpilih, Prabowo Subianto menerima telepon dari Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol (sumber foto: Tim Media Prabowo)

Presiden Korsel Beri Selamat ke Prabowo Subianto Menang Pilpres 2024: Semoga RI Lebih Makmur

Presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto, menerima telepon dari Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol. Dalam sambungan telepon itu, Yoon menyoroti besarnya dukungan.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024