Obama Jawab Kritikan Serangan ke Libya

Barack Obama saat berpidato di Gedung Putih, Washington DC
Sumber :
  • AP Photo/J. Scott Applewhite

VIVAnews - Tewasnya warga sipil dalam serangan tentara koalisi Dewan Keamanan PBB menuai banyak kritikan. Presiden AS Barak Obama menjawab dengan mengatakan, kematian beberapa warga sipil memang harga yang harus dibayar untuk perlindungan warga yang lebih banyak lagi.

Tindak Lanjuti Aduan Masyarakat, Bea Cukai Kediri Gagalkan Peredaran Rokok Ilegal

Seperti dilansir dari laman Miami Herald, Selasa, 22 Maret 2011, Obama mengatakan bahwa aksi militer yang dilakukan oleh tentara koalisi dipimpin oleh Amerika Serikat bertujuan untuk melindungi warga, "Dan aksi ini menimbulkan, sedikit, korban dari warga sipil," ujar Obama.

Dia juga mengaku tidak ambil pusing dengan banyaknya kritikan terhadap usaha melindungi warga sipil di Libya tersebut. 

Tokoh Pendidikan Indonesia Jadi Pembicara di Forum Perempuan Dunia di Markas PBB

Sebelumnya beberapa negara Amerika Latin, diantaranya Venezuela, Bolivia, Nikaragua, Ekuador, Brazil, Argentina dan Uruguay, telah menyampaikan kritikan terhadap jatuhnya korban sipil dalam penyerangan ke Libya. Dilaporkan, saat ini telah lebih dari 50 warga di Tripoli yang menjadi korban penyerangan udara tentara Inggris dan Prancis.

Obama menanggapi kritikan ini dengan mengatakan "politik internasional selalu saja rumit. Terdapat banyak negara dengan berbagai kepentingan di dalamnya." 

Tropical Cyclone: Knowing Cause of Indonesian Extreme Weather

Obama menekankan bahwa aksi ini berada di bawah Resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB 1970 dan 1973. Dia juga mengatakan bahwa ini adalah keputusan komunitas internasional yang diambil ketika seorang pemimpin, Muammar Khadafi, menggunakan kekuatan militer untuk menggempur rakyatnya.

"Selalu saja akan ada beberapa pihak yang mengkritik apa yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya, apapun itu. Namun aksi intervensi kali ini bukan saja didukung oleh Dewan Keamanan PBB, tapi juga didukung oleh Liga Arab," ujar Obama.

DK PBB memberlakukan Resolusi tahun 1973 pada Kamis, 17 Maret 2011, yang di dalamnya mencakup zona larangan terbang di wilayah Libya. Dengan diberlakukannya zona larangan terbang, maka pesawat jet tempur Libya tidak diperbolehkan mengudara. Jika membandel mereka akan diserang oleh pasukan DK PBB yang berpatroli.

Namun, pada kenyataannya, tentara koalisi yang terdiri dari AS, Inggris dan Prancis, menggunakan resolusi ini untuk menggempur komplek kediaman Khadafi di Tripoli. Terakhir, serangan serampangan dari tentara koalisi diarahkan ke massa anti Khadafi. Akibatnya enam warga terluka. (sj)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya