Marinir AS Bantah Serangan atas Warga Libya

Bangkai pesawat tempur F-15 milik AS yang jatuh di Libya, Maret 2011
Sumber :
  • AP Photo/Anja Niedringhaus

VIVAnews - Militer Amerika Serikat (AS) tengah menyelidiki kabar bahwa pasukan mereka menembaki warga sipil Libya saat menyelamatkan dua awak pesawat tempur yang jatuh di negara itu. Namun, pihak Marinir AS membantah melakukan penembakan.

Stasiun berita Channel 4 News melaporkan bahwa enam warga sipil ditembak oleh pasukan AS saat mengevakuasi dua awak jet F-15 yang jatuh - yang diklaim AS akibat gangguan teknis - Senin kemarin di dekat Benghazi, kota kedua terbesar di Libya yang menjadi basis perlawanan anti rezim Muammar Khadafi. Wartawan Channel 4 menemui sejumlah korban di rumah sakit setempat, dan seorang di antara mereka harus diamputasi pada salah satu kakinya.

Insiden itu dikeluhkan oleh seorang perwakilan pasukan pemberontak. Dia menyayangkan bila pasukan AS sampai menyerang warga sipil anti Khadafi, yang seharusnya mereka bantu.

Namun, juru bicara Marinir AS, Kapten Richard Ulsh, membantah kabar penembakan warga sipil Libya. "Tidak ada penembakan," kata Ulsh di atas kapal serang amfibi AS, USS Kearsarge, seperti dikutip harian The New York Times.

"Helikopter Osprey tidak bersenjata dan hanya sedikit Marinir yang meninggalkan helikopter. Saya berada di pusat pendaratan sepanjang waktu dan kami saat itu terus memantau apa yang tengah terjadi dan tidak dilaporkan ada penembakan," lanjut Ulsh.

Kedua awak pesawat F-15E berhasil selamat dengan memanfaatkan kursi pelontar dan parasut beberapa saat sebelum pesawat mereka jatuh. Tak lama kemudian, militer AS mengerahkan tim evakuasi dengan dua helikopter dari kapal serang amfibi USS Kearsarge. Mereka adalah 12 tentara Marinir dengan senjata lengkap.

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi

Menurut pengakuan warga setempat, kedua awak jet itu mendapat sambutan hangat dari penduduk. Namun, tidak lama kemudian terjadi ledakan dan tembakan saat muncul pesawat lain.

Muncul spekulasi bahwa insiden itu tampaknya bermula saat pilot menghubungi markas komando untuk menghancurkan pesawatnya yang telah jatuh, untuk memastikan tidak ada teknologi yang masih berfungsi sehingga berisiko bisa dicuri pihak lain.
 
Namun, seorang perwira Marinir AS, yang dikutip The New York Times, memperkirakan bisa pula bantuan itu muncul setelah pilot merasa terancam. "Menurut saya, dia [pilot pesawat yang jatuh] meminta agar dikirim serangan bom ke lokasi antara posisinya dan posisi dimana dia melihat banyak orang mendatangi dia," kata perwira yang tidak mau disebutkan namanya itu.  
 
Sebagai tanggapan, dua jet tempur Harrier menjatuhkan dua buah bom. Tak lama kemudian muncullah tim evakuasi dengan helikopter angkut Osprey, yang berbentuk mirip pesawat.  Namun, perwira itu maupun sumber lain di Marinir tidak berani memastikan spekulasi tersebut.

Mahfud MD

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024

Mahfud MD, buka-bukaan mengenai langkah politik dia selanjutnya, usai pelaksanaan dari Pilpres 2024. Mengingat mantan Menkopolhukam RI tersebut bukan kader partai politik

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024