Konflik Libya, RI Prioritaskan Warga Sipil

Demonstran membawa poster anti pemimpin Libya Moammar Khadafi
Sumber :
  • AP Photo/Evan Vucci

VIVAnews - Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, menegaskan bahwa posisi Indonesia sejak awal tetap mengedepankan prinsip kemanusian terhadap kondisi politik di Libya.

"Perlindungan warga sipil tak berdosa. Mata kita terbuka ketika melihat warga sipil di Libya, jadi korban aksi kekerasan," kata  Marty Natalegawa, di Kantor Presiden, Kamis 24 Maret 2011

Indonesia meminta masyarakat internasional lebih memedulikan masyarakat sipil yang tidak berdosa. "Kita tidak ingin resolusi menimbulkan penderitaan berlebihan dari  warga sipil di Libya," kata dia.

Marty menambahkan, kekerasan tidak menyelesaikan permasalahan yang timbul. "Indonesia berpotensi berkontribusi. Bagaimana tepat sasaran, ini harus dirumuskan," kata dia.

Berduka Atas Meninggalnya Ayah Nassar, Inul Daratista Beri Doa Terbaik

Kepedulian kedua, lanjut Marty, ditunjukkan dengan menciptakan situasi kondusif agar masyarakat Libya bisa menentukan nasib sendiri tanpa intervensi pihak manapun juga. "Jadi proses politik dan perlindungan warga sipil," ujarnya

Terkait evakuasi, Marty mengatakan, sampai saat ini pemerintah sudah melakukan evakuasi terhadap 892 warga Indonesia di Libya. Sementara masih ada 14 orang yang tersisa.

"KBRI tutup tapi berfungsi. Kita tempatkan empat staf bila ada WN kita yang tidak terjangkau," kata dia

Menlu merinci, dua orang mahasiswa Indonesia bersikeras tetap tinggal di Libya, dua WNI berlindung di KBRI, dan dua jurnalis Indonesia masih berada di Tripoli, ibukota Libya. (umi)

Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Kubu Anies dan Ganjar Ingin Hadirkan Menteri jadi Saksi di MK, Airlangga Hartarto Beri Jawaban

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, buka suara terkait permohonan kubu Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (AMIN) yang memintanya jadi saksi di MK

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024