UEA Akan Kirim 12 Jet Tempur ke Libya

Bangkai pesawat tempur F-15 milik AS yang jatuh di Libya, Maret 2011
Sumber :
  • AP Photo/Anja Niedringhaus

VIVAnews - Tentara Koalisi yang melakukan penyerangan ke titik pertahanan Libya akan mendapatkan bantuan armada dari Uni Emirat Arab (UEA). Dilaporkan, UEA akan mengirimkan 12 jet tempurnya untuk bergabung dalam menegakkan zona larangan terbang Libya.

Soal Anggapan Raja Penalti Liga 1, Begini Pembelaan Arema FC

Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, dilansir dari laman Associated Press, Jumat, 25 Maret 2011. Dia mengatakan bahwa UEA telah sepakat akan mengirimkan 12 jet tempur dalam upaya perlindungan warga sipil Libya.

Clinton menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada UEA karena telah mengirimkan bantuan tersebut. Dia juga mengatakan bahwa UEA adalah negara Arab kedua setelah Qatar yang mengirimkan bantuan armada. Dilaporkan, Qatar telah mengirimkan dua jet tempur dan dua pesawat militer pengangkut logistik yang akan berbasis di pulau Crete, Yunani.

Terkuak, Ada Perjanjian Pisah Harta Harvey Moeis dan Sandra Dewi

Hal ini dibenarkan oleh Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy, yang mengaku berbicara langsung dengan putra mahkota UEA, Mohammed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan, yang juga merupakan wakil panglima tinggi militer UEA.

"Saya berbicara dengan putra mahkota UEA pada pukul 22.30, yang mengatakan UEA berkomitmen akan menurunkan 12 pesawat jet untuk membantu koalisi," ujar Sarkozy dilansir dari laman Jerusalem Post.

Praz Teguh Nilai Wanita dari Mata Kaki, Reaksi Netizen Pro Kontra

Selain Qatar dan UEA, belum ada lagi dari 22 anggota Liga Arab yang menyatakan akan menurunkan pasukannya ke Libya. Sebelumnya pada Senin, 21 Maret 2011, Sekretaris Jenderal Liga Arab, Amr Mussa, mengatakan bahwa mereka mengecam penyerangan atas warga sipil Libya oleh koalisi. Mussa mengatakan bahwa Liga Arab memang mendukung penerapan zona larangan terbang, namun bukan penyerangan warga sipil.

Zona larangan terbang atas Libya diberlakukan oleh Dewan Keamanan PBB dibawah Resolusi tahun 1973. Dengan diberlakukannya resolusi ini, maka pemerintah Libya dilarang menerbangkan pesawat jet tempurnya, jika membandel maka akan diserang oleh pasukan koalisi Amerika Serikat, Inggris dan Prancis.

Langkah ini diambil setelah muncul laporan pemimpin Libya Muammar Khadafi menggunakan kekuatan udaranya untuk menggempur demonstran anti pemerintahan.

Dilaporkan, telah satu pesawat jet yang hancur dirudal jet tempur Prancis karena dinilai melanggar resolusi tersebut. Korban sipil akibat penyerangan koalisi ke beberapa titik vital Libya mencapai 100 orang. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya