Dunia Belum Sepakat Soal Tekanan ke Khadafi

Seorang anak di Libya menendang poster bergambar Moammar Khadafi
Sumber :
  • AP Photo/Hussein Malla

VIVAnews - Sejumlah negara sepakat bahwa pemimpin Libya, Muammar Khadafi, harus segera lengser demi menyelesaikan krisis di negara Afrika Utara itu. Namun, mereka belum sepakat, tekanan apa yang harus dilakukan untuk membuat dia mundur.

Menurut kantor berita Associated Press, situasi itu tercermin dalam pertemuan internasional di London, Inggris, yang khusus membicarakan masalah Libya, Selasa 29 Maret 2011. Sejumlah pemimpin dan pejabat tinggi dari 44 negara kompak menyebut Khadafi tidak pantas lagi memimpin Libya, setelah 42 tahun berkuasa.

"Khadafi telah kehilangan legitimasi untuk memimpin. Jadi, kami yakin dia harus turun. Kami sedang bekerja sama dengan masyarakat internasional untuk berupaya mencapai hasilnya," kata Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, usai pertemuan.

Sebagai tuan rumah pertemuan, Perdana Menteri David Cameron dari Inggris mengatakan bahwa rakyat Libya tidak dapat sendirian mencapai masa depan mereka. "Kami semua di sini dengan tujuan yang sama, yaitu membantu rakyat Libya di saat-saat yang diperlukan," kata Cameron.

Menteri Luar Negeri Jerman, Guido Westerwelle, juga sepakat bahwa waktu Khadafi untuk memimpin telah habis. Namun, Jerman dan sejumlah negara lain keberatan atas intervensi militer Koalisi Internasional yang tengah berlangsung di Libya.

Mereka pun tidak merestui bila mandat koalisi diperluas, artinya tidak hanya melindungi rakyat Libya, namun juga turut menggempur pasukan Khadafi sekaligus membantu pemberontak. Selama ini, misi koalisi hanya menjalankan mandat resolusi Dewan Keamanan PBB 1973, yaitu melindungi rakyat Libya dan menerapkan zona larangan terbang.

Menteri Luar Negeri Italia, Franco Frattini, mendorong gagasan agar segera diterapkan gencatan senjata. Italia pun mengusulkan agar Khadafi diberi kesempatan untuk mengungsi. Namun, usul itu belum mendapat dukungan.

Mengenai wacana bantuan persenjataan kepada pemberontak, Clinton mengatakan bahwa AS masih belum bersikap atas ide itu. Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague, juga mengatakan bahwa gagasan tersebut tidak muncul dalam pertemuan Selasa kemarin. (art)

Prabowo Ingin Bentuk 'Executive Heavy" dengan Rangkul Semua Parpol, Kata Peneliti BRIN
Reskrim Polres Metro Jakarta Barat meringkus sipir taksi online bernama Michael Gomgom (30), yang menodong dan memeras seorang wanita yang menjadi penumpangnya.

Sopir Taksi Online yang Todong Penumpang Wanita dan Minta Rp 100 Juta Ditangkap saat Tidur Pulas

Reskrim Polres Jakarta Barat, meringkus sopir taksi online, Michael Gomgom (30), yang menodong dan memeras seorang wanita yang menjadi penumpangnya. Dia sedang istirahat.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024