RI-Belanda Tuntaskan Perundingan CPA

VIVAnews - Pemerintah Indonesia dan Belanda berhasil merampungkan naskah Persetujuan Kemitraan Komprehensif (CPA), yang akan menjadi babak baru bagi penguatan hubungan kedua negara. Hal itu terjadi usai pertemuan antara Menteri Luar Negeri Indonesia, Hassan Wirajuda dan Menteri Luar Negeri Belanda, Maxime Verhagen di Jakarta, Rabu 14 Januari 2009. 

Kini perjanjian CPA - yang bakal menjadi dasar penguatan kerjasama Indonesia-Belanda - tinggal disahkan melalui penandatanganan oleh kepala pemerintah dari kedua negara. Direktur Jenderal Amerika-Eropa Departemen Luar Negeri Indonesia, Retno L.P. Marsudi, mengatakan bahwa waktu yang tepat belum dapat dipastikan.

Pasalnya tahun 2009 merupakan tahun yang sibuk bagi pemerintah Indonesia karena akan melaksanakan pemilihan umum legislatif dan presiden. "Tahun 2009 adalah tahun yang sibuk bagi Presiden, jadi kami belum yakin tahun ini Presiden bisa melakukan kunjungan kenegaraan ke Belanda," kata Marsudi yang ditemui VIVAnews setelah acara pemarafan naskah CPA di kantor Departemen Luar Negeri, Jakarta. 

Menurut Marsudi, negosiasi penyusunan CPA telah dimulai sejak 2006. Setelah semua teks disepakati, maka diharapkan  dalam waktu dekat bisa ditandatangani oleh Presiden RI dan Perdana Menteri Belanda.

Penandatanganan perjanjian dapat dilakukan saat presiden Indonesia mengunjungi Belanda. "Diharapkan tahun 2010, presiden RI dapat berkunjung ke Belanda," kata Marsudi. Sebelumnya, Verhagen juga mengatakan agar jadwal kunjungan Presiden Yudhoyono ke Belanda dalam rangka penandatangan CPA, diatur ulang.

Penandatanganan CPA akan membuka peluang yang lebih luas bagi upaya pengembangan dan peningkatan kerjasama antara Indonesia dan Belanda. CPA dirancang untuk menjadi payung dan rujukan dasar dari kesepakatan dan kerjasama antara kedua negara.

Government Targets on Acquiring 61 Percent Freeport Share

Namun, bentuk konkrit kerja sama tersebut belum selesai dibahas oleh kedua menteri luar negeri. "Tadi waktunya sempit sekali, jadi kami hanya membahas hal-hal seperti Bali Democracy Forum, apa yang terjadi di masing-masing negara, dan sebagainya," kata Marsudi.

Pembahasan mengenai kerja sama bilateral akan dilakukan setelah Verhagen diterima oleh Presiden Yudhoyono. "Besok, waktu dua menteri ke Jogja, juga akan dibahas isu-isu regional dan internasional," kata Retno. "Jadi sebenarnya semua isu belum selesai dibahas," lanjut Marsudi.

PM Georgia, Irakli Kobakhidze (Doc: Anadolu Ajansi)

Akui Umat Muslim Berkontribusi Besar Bagi Negara, PM Georgia Adakan Bukber

Perdana Menteri Georgia Irakli Kobakhidze mengadakan buka puasa bersama atau makan malam berbuka puasa, pada Kamis, 28 Maret 2024, di Ibu Kota Tbilisi, bersamaan Ramadhan

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024