Raffaele Bendandi, Sang Peramal Gempa

Raffaele Bendandi, peramal gempa
Sumber :
  • Telegraph

VIVAnews - Kota Roma dilanda kepanikan. Ribuan warga beramai-ramai eksodus. Mereka khawatir menjadi korban gempa dahsyat yang diramal bakal mengguncang pada Rabu 11 Mei 2011. Pemerintah Italia pun dibuat sibuk, membantah isu itu.

Seorang pria yang bernama Raffaele Bendandi berada di balik kekacauan itu. Dialah yang meramalkan lindu raksasa akan mengguncang Roma, sebelum ajal menjemputnya pada tahun 1979 -- lebih dari 30 tahun yang lalu.

Namanya mulai dikenal pada tahun 1923, ketika ia memprediksi gempa akan mengguncang Italia pada 2 Januari tahun berikutnya. Benar saja, ramalan itu tepat, meski meleset dua hari. Pada 4 Januari 21924, gempa lindu mengguncang Provinsi Le Marche.

Bendandi dan ramalannya langsung menghiasi halaman muka koran-koran Italia. Bahkan Corriere della Sera menyebutnya dengan julukan 'pria peramal gempa".

Bendandi tak pernah mendasari prediksinya dengan bukti saintis. Ia berpendapat, pergerakan Bulan, Matahari, dan planet-planet di tata surya memberikan pengaruh gravitasi pada pergerakan Bumi.

Meski tidak ilmiah, toh ramalannya yang tepat membuatnya sangat terkenal di Italia. Ia pernah memprediksi gempa 13 Januari 1915 yang menewaskan 30.000 orang di Avezzano. Juga lindu yang mengguncang 6 Mei 1976 di Friuli yang menewaskan 1.000 orang.

Bahkan, diktator fasis Italia, Benito Mussolini, menganugerahkan gelar ksatria untuk Bendandi. Meski mengancam akan mengasingkannya jika terus mengeluarkan prediksi gempa yang membuat panik.

Bendandi lahir pada 1893 di kota Faenza, Italia. Keluarganya sangat miskin, setelah lulus sekolah dasar dia mengambil kursus desain teknis dan magang pembuat jam tangan. Kendati demikian, ia memiliki minat yang tinggi dalam hal astronomi dan geofisika. Bahkan membuat sendiri teleskop dan seismograf.

Pasca musibah gempa di Messina pada Desember 1908, Bendandi memutuskan untuk belajar soal gempa bumi. Kembali dari Perang Dunia I, ia bergabung dalam organisasi Italian Seismology Society pada 1920.

Kala itu, ia mulai mengerjakan teori gempa bumi ciptaannya yang ia sebut sebagai 'seismogenic'. Ia kerap pergi ke sebuah gua di pegunungan Apennine untuk membaca.

Tak hanya meramal gempa, pada 1959 ia mengaku menemukan sebuah planet baru di tata surya -- letaknya di antara Merkurius dan Matahari. Planet itu ia beri nama Faenza -- sesuai dengan nama kampung halamannya.

Lalu bagaimana soal ramalan gempa Roma 11-5-11? Ramalan tersebut ditemukan di antara tulisan-tulisannya. Meski beberapa orang mencoba membakar catatannya karena dianggap berbahaya, namun ada fragmen yang bisa diselamatkan. Di sana tercetak angka: 2011 dan 2015. Namun, tak ada tanggal persisnya, juga lokasi geografis di mana gempa akan mengguncang. Sebagian orang menghubung-hubungkan tulisan '2011' dengan musibah gempa dan tsunami Jepang 11 maret 2011. (Telegraph, umi)

PAN ke PPP: Akui Dulu Prabowo-Gibran Menang Pilpres Jika Mau Gabung Koalisi
Trail of The Kings Danau Toba 2024.(dok BPODT)

Pelari Indonesia, Malaysia Hingga Amerika Siap Bertarung di Trail of The Kings Danau Toba 2024

event lari trail berstandar internasional, dengan bertajuk 'Trail of The Kings (TOTK) Zero Edition', yang berlangsung di Water Front City, Pangururan, Kabupaten Samosir,

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024