Emirat Arab Rekrut Tentara Bayaran

Tentara Blackwater di Irak pada 2004.
Sumber :
  • Gervasio Sanchez / AP

VIVAnews - Penguasa Emirat Abu Dhabi di Uni Emirat Arab mempekerjakan Erik Prince, pendiri perusahaan tentara bayaran Blackwater. Dia bertugas melatih 800 tentara asing. Mereka bersiap mengamankan wilayah itu dari pergolakan sosial, yang tengah terjadi di Timur Tengah.

Hasil Lengkap Pertandingan Pebulutangkis Indonesia di BAC 2024: Grego, Jonatan dan Ginting Ngamuk

Informasi ini diperoleh secara eksklusif dari harian The New York Times, yang akhirnya dimuat juga di harian The Washington Post, Senin 16 Mei 2011. The Times mengaku mempunyai dokumen yang menunjukkan bahwa Abu Dhabi menyewa perusahaan baru yang dibentuk Prince, Reflex Responses, dengan bayaran sebesar US$529 juta atau sekitar Rp4,5 triliun.

Prince ditugaskan untuk mencari 800 orang dari luar Abu Dhabi untuk dilatih menjadi tentara. Tugas mereka adalah untuk menjaga negara dari kemungkinan revolusi yang menular ke Abu Dhabi, melakukan misi khusus dan untuk menjaga keamanan pipa-pipa minyak dan gedung-gedung bertingkat dari ancaman teroris.

Pesan Ketua DPRD Jambi Edi Purwanto kepada Warga yang Mudik Lebaran

New York Times mengatakan bahwa keputusan ini diambil sebelum gejolak revolusi terjadi di negara-negara Timur Tengah, terutama di negara tetangga, Bahrain dan Oman. Program pelatihan ini dilaporkan dimulai pada awal tahun lalu.

Menurut salah seorang mantan staf dalam pelatihan tersebut yang enggan disebutkan namanya, para tentara bayaran itu di bawa ke kamp pelatihan di Abu Dhabi dari Kolombia, Afrika Selatan, dan negara-negara lainnya di luar Timur Tengah. Mereka dilatih oleh pensiunan tentara Amerika Serikat, Jerman dan bekas tentara pasukan khusus Inggris dan Prancis.

Menlu AS Bersedih dengan Keadaan Masyarakat Gaza Saat Lebaran

Prince mengatakan bahwa dia tidak menyewa tentara muslim. "Karena mereka tidak akan dijatuhi hukuman karena membunuh sesama Muslim," ujarnya di koran The New York Times. Belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Abu Dhabi maupun Kedutaan Besar Amerika Serikat di negara tersebut mengenai hal ini.

Prince sebelumnya terkenal karena membentuk perusahaan penyewaan tentara bayaran, Blackwater. Jasa ini biasanya digunakan untuk melindungi warga negara AS di Irak. Reputasi tentara ini kemudian tercoreng saat sepasukan tentara Blackwater pada 2007 menembak membabi buta di tengah lalu lintas kota Baghdad, menewaskan 14 orang. 

Seorang tentara divonis bersalah atas pembunuhan tersebut. Sementara, lima tentara lainnya baru mulai diadili pada bulan lalu. Sejak kejadian tersebut, Prince menjual perusahaan Blackwater dan perusahaan itu mengganti nama menjadi Xe Services. Sedangkan Prince sendiri, mendirikan perusahaan pelatihan tentara dengan nama Reflex Responses.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya