PNS Lokal di Jepang Mendapat Jam Tidur Siang

Suasana perlombaan tidur siang di Madrid, Spanyol
Sumber :
  • AP Photo/Paul White

VIVAnews - Pemerintah suatu provinsi di Jepang, selama beberapa bulan ke depan, bakal memberlakukan aturan yang unik demi menghemat pemakaian listrik. Semua pegawainya diminta pulang ke rumah untuk tidur siang atau istirahat selama dua jam.

Menurut harian The Telegraph 17 Juni 2011, kebijakan itu dikeluarkan pemerintah prefektur Gifu. Jam istirahat itu berlaku antara pukul 13 hingga 15.

Bagi pemerintah Gifu, kebijakan sangat berguna untuk menghemat pemakaian listrik di kantor. Di musim panas ini, pemakaian listrik di kantor sangat tinggi karena pasti menggunakan penyejuk ruangan. Apalagi saat ini Jepang mengalami masalah pasokan listrik setelah krisis radiasi PLTN yang dihantam tsunami di Fukushima 11 Maret lalu.

"Kami sangat sangat kahwatir atas jumlah energi yang kami pakai dan kami harus memangkasnya," kata Yuiichi Kumazaki, pejabat senior Gifu, yang dikutip Telegraph. "Tingkat konsumsi tertinggi terjadi pada siang hari. Maka beberapa pegawai mengusulkan agar ada jam tidur siang," lanjut Kumazaki.

Selama jam tidur siang itu, semua komputer harus dimatikan. Begitu pula dengan semua lampu dan penyejuk ruangan di kantor.

Maka semua pegawai kantor pemerintah Gifu selama jam itu bisa pulang ke rumah untuk tidur siang atau jalan-jalan ke pusat perbelanjaan. Pokoknya jangan berada di kantor selama jam tidur siang, kata Kumazaki.
 
Kebijakan ini akan berlaku selama Juli hingga September, yang merupakan bulan-bulan musim panas di Jepang.

Pemerintah Gifu sudah mematok target mengurangi konsumsi listrik sebesar 11 persen pada tahun ini.

Jepang selama ini dikenal bangsa pekerja keras. Mereka pun pantang bersantai selama jam kerja apalagi sampai tidur siang. (eh)

Ada Sosok Mencurigakan saat Pertandingan Persik Vs Bhayangkara FC
Gilbert Lumoindong dan Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, Cholil Nafis

Terima Maaf Pendeta Gilbert, MUI: Dia Tidak Ada Niat Menghina Islam

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menerima permohonan maaf Pendeta Gilbert Lumoindong terkait khotbahnya yang viral di media sosial dianggap menyinggung umat Islam.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024