Polisi Norwegia Mengaku Lambat Cegah Breivik

Warga Norwegia berduka atas serangan teroris 22 Juli 2011
Sumber :
  • AP Photo/Emilio Morenatti

VIVAnews - Aparat Kepolisian Norwegia mengaku lamban saat mencegah aksi brutal Sanders Behring Breivik di Pulau Utoya. Jarak yang jauh menjadi alasan aparat setempat.

Petugas polisi harus menempuh jarak 25 mil dengan menggunakan mobil menuju lokasi pembantaian. Tak ada helikopter untuk menuju lokasi.

Setelah itu, petugas hanya bisa menggunakan perahu sipil untuk mencapai lokasi aksi Breivik. Petugas kepolisian menghabiskan waktu tak kurang 90 menit untuk mencapai lokasi.

Dalam jangka waktu itu pula, Breivik melancarkan aksinya. Dia menembak dengan membabi buta ke arah peserta sebuah kamp. Setidaknya, 68 orang tewas di Utoya akibat aksi ini.

Kelambanan polisi ini menuai kritik dari sejumlah kalangan. Menurut para pengritik, tak akan jatuh banyak korban jika polisi tiba lebih cepat di lokasi pembantaian itu.

Menjawab kritik itu, Juru Bicara Kepolisian Norwegia, Johan Fredriksen mengatakan hal keterlambatan itu sebagai hal wajar.

"Kami bisa lebih lama, kami profesional, tapi kami juga manusia," kata Fredriksen sebagaimana dilansir laman Associated Press.

Sementara itu, seorang pejabat senior kepolisian Norwegia mengatakan saat itu tak mungkin bisa mencegah aksi Breivik dengan lebih cepat.

"Saya kira tidak bisa ditangani dengan lebih cepat. Saya kira penanganan lebih cepat itu tidak mungkin karena jarak PUlau Utoya dan kondisinya. Anda selalu mencoba yang terbaik, tapi saya fikir tidak mungkin dilakukan lebih cepat lagi," kata pejabat senior kepolisian itu sebagaimana dikutip laman The Telegraph.

Aksi Breivik telah menewaskan setidaknya 76 orang. Selain melakukan penembakan brutal di Utoya, sebelumnya dia melakukan pemboman gedung pemerintahan di Oslo. Kini dia diancam hukuman 21 tahun penjara. (umi)

Sopir Sedan di Tangsel Jadi Tersangka Usai Tabrak Pemotor dan PKL
Sandra Dewi

Sandra Dewi Tak Lagi Jadi Brand Ambassador Produk Ini, Buntut Kasus Harvey?

Di tengah kasus yang menimpa suaminya, Sandra Dewi harus menelan pil pahit lantaran kontrak kerjasamanya sebagai brand ambassador produk pembalut harus terhenti.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024