China Turunkan Kecepatan Kereta Peluru

Kereta super cepat di China
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews - Pemerintah China memutuskan untuk melambatkan laju kereta peluru dan menghentikan sementara pembangunan kereta baru. Keputusan diambil setelah terjadi kecelakaaan yang menewaskan 40 orang bulan lalu dan menimbulkan keresahan masyarakat.

Dilansir dari laman CNN pada Kamis, 11 Agustus 2011, Perdana Menteri Wen Jiabao memerintahkan pada pihak manajemen kereta untuk melakukan inspeksi menyeluruh terhadap operasi dan pembangunan seluruh kereta peluru. Pihak manajemen kereta sendiri berencana mengucurkan dana sebesar $400 miliar atau Rp3.417 triliun untuk proyek pembangunan kereta selama lima tahun ke depan.

"Sekarang kami memeriksa dan menghapuskan semua hal yang berpotensi menyebabkan kerentanan keamanan," kata Menteri Perkeretaapian Sheng Guangzu pada surat kabar setempat. "Kami ingin memperkuat manajemen terlebih dulu untuk memastikan pengoperasian rel bisa berjalan aman dan stabil."

Kecepatan kereta peluru China akan dijadikan 40 hingga kilometer lebih lambat dari kecepatan semula, yaitu 350 kilometer per jam. Harga tiket juga nantinya akan disesuaikan seiring denagn penurunan kecepatan.

Penurunan kecepatan ini diinstruksikan pemerintah China setelah pada 23 Juli lalu terjadi tabrakan kereta di provinsi Zhejiang yang menewaskan 40 orang. Pihak manajemen kereta menyalahkan desain rel sebagai penyebab kecelakaan. Namun banyak yang meragukan hal ini, bahkan setelah proses pencarian korban berakhir.

"Penurunan kecepatan merupakan kebijakan rasional untuk membenahi perkembangan perkeretaapian kami yang sudah sangat maju ini," kata seorang ahli transportasi, Profesor Zhao Jian. Ia juga menambahkan bahwa penurunan kecepatan ini seharusnya sudah dilakukan sejak dulu, namun setidaknya ini permulaan yang bagus untuk pemerintah.

Namun rupanya banyak masyarakat yang menyangsikan taktik penurunan kecepatan ini akan berhasil. "Masalahnya jelas-jelas berada dalam manajemennya, namun mereka malah memutuskan untuk menurunkan kecepatan keretanya. Kalau mereka tidak segera menyampaikan penyebab kecelakaan sebenarnya, kereta masih akan tetap tabrakan walau berjalan dibawah 1000 kilometer per jam," tulis seseorang dengan nama layar 'usinner' dalam forum kereta populer di Internet.

"Kali ini bukan masalah siapa yang tercepat dia yang terbaik," kata Sun Zhang, seorang profesor perkeretaapian di Universitas Tongji, Shanghai. "Kami harus memperhitungkan juga efeknya terhadap keselamatan, ekonomi, dan lingkungan," kata anggota panel investigasi kecelakaan kereta ini.

Prabowo Tak Hadir di Acara Halal Bihalal PKS, Ini Alasannya
Tokoh agama Papua

Tokoh Agama Papua: Jangan Ikut Ajakan Sesat Aksi Demo 1 Mei, Pihak Tidak Bertanggungjawab

Adapun aksi demonstrasi tersebut itu rencananya digelar di Jayapura pada 1 Mei yang diklaim sebagai Hari Aneksasi Papua ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024