Karena Mengemudi, Wanita Saudi Dihukum Cambuk

Wanita Arab Saudi Peringati Hari Nasional.
Sumber :
  • REUTERS/Fahad Shadeed

VIVAnews - Pengadilan di Jeddah, Arab Saudi, memvonis hukuman 10 kali cambukan kepada seorang wanita yang tertangkap basah mengendarai mobil sendiri. Wanita ini menyatakan akan mengajukan banding atas vonis yang menurutnya tidak adil tersebut.

Seperti dilansir laman Arab News, Rabu 28 September 2011, menurut dakwaan pengadilan, wanita bernama Shayma Jastaniah ini dikenakan dua hukuman, yaitu denda karena mengemudi tanpa SIM dan 10 kali cambukan. Pengacara Shayma, Adnan Al-Saleh, mengatakan vonis itu tidak masuk di akal.

"Mengapa dia diberi dua hukuman? Atas dasar apa? Setelah didenda, kau dapat mencambuknya juga? Karena dia perempuan? Bagaimana kalau dia lelaki? Memangnya apa salahnya jika wanita mengemudi? Dia tidak menyelundupkan narkoba atau menyebabkan kecelakaan," kata Al-Saleh. 

Tidak ada hukum tertulis yang melarang wanita berkendaraan sendirian. Menurut hukum syariah di Saudi, wanita hanya dilarang bepergian tanpa seizin dari suaminya, baik itu untuk bekerja, keluar negeri, atau bahkan melakukan operasi.

Berdasarkan hukum itulah muncul penafsiran bahwa wanita tidak dibolehkan berkendaraan sendirian. Untuk menegakkan hukum ini, pemerintah Saudi tidak pernah mengeluarkan SIM kepada wanita. Akibatnya, setiap wanita yang berada di belakang kemudi secara otomatis melanggar hukum.

"Ini bukanlah masalah yang berkaitan dengan moral atau adat, atau kejahatan yang memerlukan hukuman. Wanita berkendaraan di Saudi akan dicambuk. Berarti, di masa yang akan datang hukuman yang sama akan diberlakukan, atau bahkan ditambah hukuman penjara," kata Al-Saleh.

Al-Saleh mengatakan bahwa kasus ini adalah vonis yang kali pertama dapat dibanding oleh terdakwa. Selain Jastaniah, dilaporkan ada dua wanita lainnya yang akan diadili pada tahun ini akibat kasus yang sama.

Hukuman ini dijatuhkan selang dua hari setelah Raja Saudi Abdullah bin Abdulaziz memberikan hak pilih dan dipilih bagi wanita pada pemilihan umum lokal 2015 mendatang. Lembaga Amnesti Internasional menyayangkan sikap pemerintah yang memperbolehkan wanita memilih, tapi malah mengharamkan mereka berkendaraan.

"Memperbolehkan wanita memilih sangat baik dan bagus, tapi jika mereka masih dicambuk karena melakukan apa yang menjadi hak mereka, maka reformasi raja masih dalam lingkup yang sangat kecil," kata Philip Luther, Wakil Direktur Amnesti Internasional untuk Timur Tengah, sebagaimana dikutip Aljazeera. (kd)

Thailand Prime Minister Welcomes Albino Buffalo to Government House
Ilustrasi sepeda motor Vespa

Daftar Harga Motor Vespa per Maret 2024

Sepeda motor Vespa memiliki sejarah panjang dan menarik. Lahir di Pontedera pada tahun 1946, Vespa didirikan oleh Enrico Piaggio. Dibuat sebagai solusi transportasi yang

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024