Gadis Taiwan Diperbudak di Amerika

Isabel, Taiwan
Sumber :
  • CNN

VIVAnews - Kabar ini menjadi pemberitaan gencar di sejumlah media di Taiwan, Senin 21 November 2011. Seorang perempuan Taiwan yang diduga menjadi korban perbudakan dan dijual saat masih kecil, diketahui berada di Amerika Serikat. Kini, ia muncul, mengaku dijadikan budak dan mencari ibu kandungnya.

Kepada CNN, Isabel--nama aliasnya--mengaku kala itu ia baru berusia tujuh tahun saat orang tuanya yang miskin bermaksud menyerahkan adiknya ke sebuah keluarga kaya di Taiwan. Namun, ia menawarkan diri sebagai pengganti.

Keluarga barunya lantas pindah ke Amerika Serikat. Ia ikut dibawa. Namun, alih-alih diperlakukan sebagai anak, ia justru mengalami kekerasan dan hidup bagai di penjara. Ia mendeskripsikan bagaimana ibu angkatnya memasukkan sikat toilet ke dalam mulutnya dan lantas memelintirnya.

"Saat anak lain bersekolah, Isabel memasak dan membersihkan rumah," demikian informasi yang disiarkan CNN. "Kamarnya adalah garasi, tempat tidurnya di lantai yang dingin. Sementara, makanannya adalah apapun yang tak lagi diinginkan keluarga angkatnya."

Kini, Isabel telah melarikan diri dari tempat tinggalnya di selatan California. Ia tinggal di sebuah apartemen. Ia berharap segera bertemu dengan ibu kandungnya. "Jika aku bertemu dengannya, aku akan mengatakan, 'Ibu, aku sangat menyayangimu'."

Sekjen Gerindra Sebut Prabowo "The New Sukarno"

Setelah disiarkan CNN, kisahnya menjadi perhatian publik Taiwan dan juga muncul di sejumlah pemberitaan di media massa terkemuka di China. Presiden Taiwan, Ma Ying-jeou bahkan dikabarkan memerintahkan Menteri Luar Negeri, Timothy Yang, untuk mengambil tindakan apapun yang diperlukan untuk membantu Isabel. 

Menlu mengaku terpukul dengan berita itu. "Saya sangat sedih ketika mendengar berita tentang perlakuan tak manusiawi terhadap Isabel," kata Menlu Yang. "Staf kami di Los Angeles akan menemuinya. Menyampaikan besarnya perhatian rakyat Taiwan atas nasibnya. Kami akan menelaah, apa yang bisa kami bantu jika ia ingin pulang untuk bertemu keluarganya."

Sementara, dua keluarga Taiwan--salah satunya penduduk asli--muncul, mengaku sebagai keluarga Isabel. Salah satu keluarga, penduduk asli yang tinggal di Taitung, mengatakan, mereka meminta bantuan pemerintah untuk mengembalikan putri mereka dari AS.

Ho Hsiao-ying mengaku mengenali wajah putri keduanya, Ho Hsiao-fong--alias Isabel--saat seorang keponakannya melihat laporan CNN lewat Facebook. Sejak saat itu, sang ibu tak henti-hentinya menangisi nasib buruk putrinya itu.

Ho Hsiao-ying menjelaskan, ibunya melahirkan enam anak perempuan. Dengan keterbatasan ekonomi saat itu, ia menyerahkan dua anaknya saat mereka berusia 7 dan 8 tahun, agar mereka lepas dari kemiskinan dan mendapat kehidupan yang lebih baik.

Isabel terakhir kali mengontak keluarga pada 2001 dalam rangka urusan dokumen keimigrasian. Saat itu, Ho mengatakan, keluarganya mengira Isabel telah hidup layak di AS. Ia juga salah mengira saudarinya jarang mengontak karena tak ingin berhubungan dengan keluarganya yang miskin di Taiwan.  

Atas bantuan seseorang, ia kabur dari keluarga angkatnya. Meski tak ada pasal kriminal yang dikenakan pada keluarga yang mebawanya ke AS, Isabel kini mengajukan gugatan perdata pada para pelaku. (Sumber: CNN, AsiaOne, China Post | kd)

Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan

Airlangga: Kader Golkar Siap Ditempatkan di Legislatif maupun Eksekutif

Airlangga Hartarto mengatakan kader Golkar siap ditempatkan di legislatif maupun eksekutif. Dia menanggapi peluang keterlibatan Golkar dalam kabinet Prabowo-Gibran.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024