- REUTERS/Mikhail Voskresensky
VIVAnews - Aksi protes terhadap Vladimir Putin menjalar ke seluruh Rusia. Tanpa mempedulikan pandangan dan paham, puluhan ribu demonstran tumpah ruah di seluruh negeri menuntut diadakannya Pemilihan Umum (Pemilu) ulang.
Di Moskow, misalnya, polisi mengatakan sebanyak 25 ribu orang berkumpul di Alun-Alun Bolotnaya. Namun seperti dilansir CNN pada Sabtu 10 Desember 2011, koordinator aksi mengklaim jumlah partisipan Moskow jauh lebih besar, yaitu sekitar 80 ribu orang.
Sebelumnya, banyak diantara partisipan aksi yang mengaku apatis terhadap politik Rusia. Namun segalanya berubah ketika partai Vladimir Putin memenangkan pemilu 4 Desember lalu dengan perolehan 140 persen suara, jumlah yang sangat mustahil.
Rakyat pun marah menemui adanya kecurangan, sehingga mereka menuntut hasil Pemilu dibatalkan dan diadakan Pemilu ulang. "Kami hanya ingin Pemilu yang bebas. Kami bukannya menginginkan revolusi karena kami hanya menginginkan hak kami kembali, itu saja," kata Tamara Mamedova, seorang demonstran.
Aksi yang sama juga terjadi Kurgan, Novosibirsk, Vladivostok, dan Yekaterinburg, tempat ratusan hingga ribuan orang meneriakkan yel-yel 'Kebebasan untuk para tahanan politik' dan 'Kami ingin Rusia tanpa Putin!'. Tak lupa, spanduk bertuliskan ucapan protes juga melengkapi aksi mereka.
Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum Rusia Konstantin Kosachyovjuga didesak untuk mundur karena membiarkan terjadinya kecurangan dalam penyelenggaraan pemilu. Para demonstran juga mendesak dibebaskannya ribuan rekan mereka yang lebih dulu ditangkap.(np)