Warga Tionghoa Ingin Diperlakukan Sama

Bersihkan Vihara Sambut Imlek 2562
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - Sebentar lagi, tepatnya Selasa 23 Januari 2012, warga Tionghoa akan merayakan Imlek atau Tahun Baru China.

Arus Mudik di Aceh Diprediksi Meningkat 9 Persen pada 2024

Namun, menurut Ketua Yayasan Solidaritas Nusa Bangsa, Ester Yusuf, meski sudah ada pengakuan dari pemerintah mengenai tak adanya perbedaan antara warga Negara Indonesia dan etnis Tionghoa, namun diskriminasi tetap terjadi.

Diskriminasi ini menyangkut banyak bidang. Misalnya, dalam berpolitik, kehidupan bersosial, dan lapangan pekerjaan.

Ester mencontohkan, misalnya tragedi yang terjadi pada mahasiswi Binus beretnis Tionghoa yang dibunuh dan diperkosa di angkot. "Para pelaku jelas mengatakan kami memilih dia karena dia keturunan (Tionghoa). Kalau bukan keturunan, kami nggak gitu," kata Ester, menirukan pernyataan pelaku pembunuhan.

Hal semacam inilah, tambah Ester, yang menjadi pemikiran masyarakat. Namun, ini tidak pernah dinyatakan secara terbuka. Dia juga menambahkan, warga Tionghoa juga sulit mendapatkan rasa aman.

Dia melanjutkan, meski secara politik sudah dikatakan adanya pergeseran yang sangat jelas terhadap perlakuan yang diterima orang Tionghoa di Indonesia, namun hingga saat ini diskriminasi tetap terjadi di lapangan.

"Misalnya, orang Tionghoa ada yang naik angkutan umum, banyak ancaman yang diterima. Kalau ada yang ancam minta uang," kata Ester.

Setelah mendapatkan ancaman seperti itu, Ester mengatakan bahwa banyak yang telah lapor ke polisi. Namun, polisi justru mengatakan hal seperti itu bukan tindak pidana. "Pernah begitu, waktu kami desak baru mereka mau terima laporan," ujarnya.

Banyak perlakuan diskriminasi seperti itu, namun, menurut dia, orang Tionghoa justru takut melaporkan ke polisi. "Ada ketakutan, bagaimana kalau lapor polisi malah dipersulit. Bagaimana kalau pelaku justru menyulitkan, karena pelaku bisa jadi orang-orang yang tinggal di sekitar rumahnya," kata dia.

Selain itu, Ester mengatakan, banyak kelompok masyarakat yang berprasangka buruk terhadap etnis Tionghoa.

Tak hanya itu, dia menuturkan, perlakuan diskriminasi juga terjadi di wilayah pekerjaan. Banyak orang yang tidak diterima di pekerjaan tertentu, karena dia Tionghoa.

"Ada anggapan bahwa etnis Tionghoa hanya ada di bidang ekonomi, saya rasa ini pun tidak benar. Karena di bidang olahraga, petani juga merata. Atau ada warga Tionghoa tidak dipilih jadi kepala sekolah, karena etnisnya. Jadi, bukan hanya ekonomi, dalam politik pun sekarang ada," kata dia.

Ester berharap, ke depan etnis Tionghoa mendapatkan perlindungan yang sama dengan masyarakat lain. "Harus ada ketegasan hukum untuk kami, hak dalam hukum sama," tegas dia. (art)

Ketahui Manfaat dan Risiko Saham Blue Chip, Dapatkan Dividen yang Konsisten
Gedung BNI.

BNI Bakal Terbitkan Global Bond US$500 Juta, Jadi Incaran Investor Asing

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BBNI akan menerbitkan surat utang senior dalam denominasi dolar Amerika Serikat atau global bond.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024