- REUTERS/Claudia Daut
VIVAnews - Tubuh-tubuh wanita setengah telanjang bergelimpangan di jalan-jalan kota Mexico City, Meksiko, Minggu kemarin. Ratusan wanita ini melumuri tubuh dan wajah mereka dengan cat merah bak darah, memprotes pembunuhan banteng pada acara adu banteng di Meksiko.
Reuters melaporkan, aksi protes itu diikuti oleh sekitar 250 wanita dari kelompok aktivis AnimaNaturalis. Hanya mengenakan bra dan celana dalam, wanita-wanita ini menggambarkan penderitaan ratusan banteng jantan yang mati di ring adu banteng Plaza de Toros, Meksiko.
Di antara tubuh para wanita tertancap tombak, seperti banteng yang dihujam oleh para matador. Ratusan mereka memenuhi jalan-jalan New Meksiko, persis seperti ladang pembantaian, merah dan merana.
"Kami ingin menegaskan bahwa ini adalah aksi pendidikan dan pengajaran dan tidak untuk melawan siapapun. Kami ingin penyiksaan binatang dihentikan dan tidak menjadikan kematian sebagai perayaan," kata perwakilan AnimaNaturalis, Edison Duque.
Dalam situsnya, AnimaNaturalis mengatakan bahwa aksi mereka ini juga sekaligus mendukung upaya pemerintah menghapuskan adu banteng di Meksiko. Sebanyak 21 anggota parlemen di berbagai wilayah telah menandatangani petisi penghapusan adu banteng.
Beberapa negara sebelumnya telah menghapuskan praktik ini, di antaranya adalah Catalonia di Spanyol, Perancis, Portugal, Kolombila, Venezuela, Peru dan Ekuador. Setiap tahunnya, sekitar 9.000 banteng dan 400 kuda dibunuh dalam acara adu banteng di Meksiko.
Foto dapat dilihat di tautan ini.
(eh)
Soal Anggapan Raja Penalti Liga 1, Begini Pembelaan Arema FC
Arema FC menolak anggapan sebagai tim paling diuntungkan oleh wasit karena banyak menerima hadiah penalti di Liga 1. Singo Edan menilai penalti yang mereka dapat murni.
