- REUTERS/Stringer
VIVAnews - Mantan Presiden Filipina, Gloria Macapagal Arroyo, untuk sementara terhindar dari kurungan. Ini berkat keputusan Komisi Pemilihan Umum yang mencabut permintaan agar Arroyo harus segera pindah ke rumah tahanan selama dia diadili atas kasus kecurangan pemilu.
KPU Filipina, sebagai penggugat, mempertimbangkan bahwa Arroyo masih dalam keadaan sakit. Kendati demikian, gugatan hukum atas dia di pengadilan tetap berlaku dan akan resmi didakwa pada 20 Februari mendatang.
"Kami setuju saja Arroyo tetap dirawat di rumah sakit. Mosi yang kami ajukan sebenarnya bertujuan untuk mengetahui keadaannya Arroyo berdasarkan keterangan dokter. Jika memang kondisinya tak memungkinkan, baiklah, kami tak akan memaksa," kata Ketua KPU, Sixto Brillantes, seperti dimuat harian Inquirer, Senin 6 Februari 2012.
KPU Filipina berubah pikiran setelah mendapat keterangan dari Antonio Sison, dokter bedah ortopedi Arroyo, menjelang sidang hearing pada Jumat pekan lalu. Sison mengatakan agar pasiennya tersebut tetap dirawat di rumah sakit untuk memudahkan pemantauan.
Briallantes mengatakan, Arroyo tak perlu hadir dalam tiap persidangan, mengingat ia harus menempuh perjalanan jauh dari Quezon City ke Pasay City. "Para pembelanya bisa mengajukan surat ketidakhadiran ke pengadilan sehingga klien mereka tidak perlu selalu datang," tambahnya.
Sejak 18 November 2011, wanita berusia 64 tahun ini resmi ditahan karena kasus kecurangan pemilu dan korupsi. Jika terbukti bersalah, hukuman penjara seumur hidup menantinya. Sebelumnya, dia juga telah mendapatkan cekal agar tidak kabur ke luar negeri.
Namun, kondisi kesehatannya yang tak memungkinkan membuat Arroyo menjalani tahanan di suatu rumah sakit di Manila. Berstatus pasien-tahanan, Arroyo tidak diperkenankan menggunakan perangkat telekomunikasi apapun, termasuk ponsel. (ren)
Kasus DBD Naik, PPDI Minta Perempuan RI Ikut Donor Darah
Peringati Hari Kartini, Srikandi Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) mengajak ratusan perempuan melakukan aksi donor darah untuk kemanusiaan, di Sekolah polisi Wanit
