Atasi Krisis, Pemerintah Perlu Gandeng Petani

Seorang petani tengah menata hasil padi panenannya
Sumber :
  • Antara/Jafkhairi

VIVAnews - Pemerintah sebaiknya tidak menggandeng perusahaan-perusahaan asing dalam mengembangkan ketahanan pangan nasional. Namun, pemerintah seharusnya menggandeng petani-petani kecil dengan mendukung peningkatan produksi.

"Ini kan urusan perut," kata Faisal di sela acara dialog "Kedaulatan Ekonomi Nasional" di Hotel Milenium, Jakarta, Selasa 21 Februari 2012.

Calon Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, pemerintah bisa membantu petani dengan memperbaiki saluran irigasi, karena hanya 50 persen saluran yang dalam kondisi baik. "Ya, kalau tidak ada air bagaimana sistem pengairan bisa berkembang," katanya. Selain itu, perlu penguatan benih.

Faisal menjelaskan, dalam kedaulatan ekonomi terdapat beberapa kedaulatan, seperti pangan, energi, industri, dan kedaulatan keuangan. "Sejak 2007, dalam beberapa tahun terakhir, kedaulatan pangan tergerus, dan sejak 2007 defisit ketahanan pangan," kata Faisal.

Selain itu, Faisal menilai saat ini Indonesia mengalami defisit energi yang membengkak tidak terkendali, terutama defisit bahan bakar minyak. Sedangkan defisit industri manufaktur terjadi sejak 2008.

Sebelumnya pemerintah tengah mengkaji Protokol Manajemen Krisis khusus untuk sektor pangan guna mengantisipasi krisis pangan dunia. Program ini berlaku jika terjadi lonjakan harga pangan 10-15 persen.

Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan, mengatakan, salah satu bentuk antisipasi krisis tersebut dengan memperluas kerja sama cadangan pangan dengan negara-negara di luar ASEAN Plus 3.

"Kami tidak ingin terlambat menyiapkan antisipasi krisis," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Senin 20 Februari 2012. (art)

Ekspansi Perusahaan Musik Terkemuka Asia Tenggara Diresmikan di Indonesia
Tim Penyelamat Evakuasi Korban di Gedung Konser Moskow (Doc: X)

Rusia Sebut AS Buru-buru Tuduh ISIS Atas Serangan Gedung Konser di Moskow

Amerika Serikat (AS) disebut toleh Rusia elah mengambil tindakan terburu-buru dengan menyalahkan kelompok teror ISIS, atas teror di Moskow.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024