AS: Al Qaeda Tak Berdaya Ulangi Teror 9/11

Menara Kembar World Trade Center di New York setelah diserang teroris
Sumber :

VIVAnews -- Pukul 08.45 pagi waktu New York, Selasa 11 September 2001, tak ada yang menduga, pesawat Boeing 767 milik American Airlines menghantam lantai 80 menara utara gedung World Trade Centre. Ratusan orang tewas seketika.

Saat evakuasi berlangsung, giliran Boeing 767 milik United Airlines dengan nomor penerbangan 175 menghantam menara selatan. Memicu ledakan hebat. Jutaan pasang mata, baik yang berada di lokasi atau menonton tayangan langsung, menyaksikan menara kembar itu runtuh. Lebih dari 4.000 nyawa melayang.

Sejak saat itulah, nama Al Qaeda, organisasi teror yang dianggap sebagai dalang, mampu membuat rakyat Amerika Serikat merinding.

Namun, berdasarkan laporan dinas intelijen dan antiteroris AS, Al Qaeda kini tak lagi sedigdaya 11 tahun lalu. Ia diperkirakan tak lagi mampu mengulangi serangan dengan skala luas seperti teror 9/11.

Seperti dimuat Reuters, pemerintah AS juga yakin, teror dengan menggunakan senjata kimia, biologi, atom, atau radiologi selama beberapa tahun mendatang tidak tinggi. Demikian menurut Wakil Direktur Intelijen AS atau U.S. National Intelligence, Robert Cardillo soal penilaian terhadap Al Qaeda pasca ditinggal Osama Bin Laden.

Cardillo menambahkan, inti organisasi Al Qaeda yang diciptakan Bin Laden mengalami kemunduran strategis pasca gerakan protes yang meluas di dunia Arab, dan pemberontakan di negara-negara Islam, yang justru tak membuat orang simpati dengan kelompok Islam garis keras, termasuk Al Qaeda.

Yang lebih mengkhawatirkan aparat antiteroris AS dan para sekutunya justru tumbuhnya teroris dalam negeri, para 'serigala kesepian' yang teradikalisasi melalui internet atau sel teroris kecil.

Namun, para pejabat keamanan AS tak serta-merta menyebut Al Qaeda 'di ambang kekalahannya'. AS masih menganggap organisasi itu sebagai ancaman.

Yang paling mematikan adalah Al Qaeda yang berbasis di Yaman dan di Semenanjung Arab. AS meyakini orang-orang itu berada di belakang skenario untuk menyerang daratan AS selama 18 bulan terakhir, menggunakan bom pesawat yang dipasang di pakaian dalam bomber dan di  tinta mesin fotokopi.

Sementara, Al Qaeda di Irak yang muncul pada tahun 2003, seiring invasi AS untuk menggulingkan Saddam Hussein juga dianggap sebagai ancaman yang bisa memperluas pengaruhnya ke Suriah.

Pejabat AS juga mengawasi Islamic Maghreb yang diduga terafiliasi dengan Al Qaeda di Afrika Utara. Modus yang mereka lakukan selama ini adalah menculik warga negara asing demi mendapatkan tebusan. AS khawatir taktik itu bisa berkembang menjadi penculikan spektakuler yang bertujuan untuk publikasi para militan.

Polisi Bagi Takjil Gratis Tapi Tak Ada Pengendara Melintas, Netizen: Anda Berkumpul, Kami Putar Arah

"Secara organisasi kami telah mengalahkan Al Qaeda. Meski ada elemen, baik ideologi maupun organisasi yang terus hidup, termasuk sejumlah jaringan aktif di Inggris," kata salah satu pejabat antiteroris AS. (eh)

Pelek HSR Speedster

Pelek Baru untuk Mobil Kecil Ini Hadir dengan Beragam Warna

al ini memungkinkan para pemilik mobil kecil untuk mengekspresikan gaya dan kepribadian mereka.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024