RRC Tolak Sanksi Sepihak AS Soal Minyak Iran

Kilang minyak China di Lanzhou, provinsi Gansu
Sumber :
  • REUTERS/Stringer

VIVAnews - China menolak ancaman sanksi dari AS atas negara-negara yang belum mengurangi impor minyak dari Iran. Sebagai importir utama minyak Iran, China menganggap ancaman itu merupakan aksi sepihak.

Menurut kantor berita Reuters, pernyataan itu diungkapkan juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Liu Weimin, di Beijing hari ini. Dia mengatakan, pemerintahnya menentang segala sanksi sepihak atas negara lain. Lagipula China tetap harus membeli minyak dari Iran untuk memenuhi kebutuhan energinya.

"Kami yakin bahwa perdagangan minyak mentah antara Iran dan China sepenuhnya sah dan adil. Kami telah menjelaskan posisi kami kepada AS mengenai hal ini," kata Liu.

Seorang pejabat lain China yang berbasis di Beijing juga mengingatkan bahwa negaranya pun sebenarnya sudah mengurangi impor dalam jumlah besar dari Iran dalam triwulan pertama 2012. Maka, lanjut pejabat itu, sulit bila AS masih menuntut China mengurangi lagi impor minyak dari Iran.

Reaksi China itu muncul setelah Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, pada Senin waktu setempat mengumumkan bahwa pemerintahnya mencoret tujuh negara dari daftar calon penerima sanksi dari Washington soal perdagangan minyak dengan Iran. Mereka adalah India, Korea Selatan, Turki, Afrika Selatan, Taiwan, Malaysia, dan Sri Lanka.

Mereka sudah memastikan kepada AS untuk mengurangi pembelian minyak dari Iran, yang tengah diganjar embargo ekonomi dan perdagangan sejauh masih memiliki teknologi nuklir. Sebelumnya, AS sudah mencoret Jepang dan Uni Eropa dari daftar.

AS sudah memberi waktu bagi negara-negara lain agar mengurangi pembelian minyak dari Iran agar tidak terkena sanksi, yang bakal diterapkan mulai 28 Juni 2012. Semua bank atau institusi keuangan asal negara yang masih bertransaksi minyak dengan Iran dalam partai besar bakal diputus dari jaringan keuangan internasional yang dikelola AS. 

Kini, hanya China yang masih masuk dalam daftar pembeli minyak utama dari Iran. Negara komunis itu bisa terancam sanksi dari AS pada akhir bulan ini. China diketahui mengimpor seperlima dari total ekspor minyak mentah Iran. Tahun lalu, China membeli minyak mentah dari Iran sebanyak 27,76 juta ton atau 555.000 barel per hari.

Ancaman sanksi ke para importir minyak itu merupakan cara AS untuk menekan Iran agar bersedia melucuti teknologi nuklirnya, karena dikhawatirkan bisa dikembangkan sebagai senjata pemusnah massal. Iran sendiri berkali-kali menegaskan bahwa nuklir mereka hanya untuk tujuan damai - seperti penelitian dan pembangkit listrik - sehingga masih tidak sudi melucuti teknologi itu.

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa
Sidang Lanjutan sengketa perselisihan hasil Pilpres 2024 di MK

Sidang Sengketa Pilpres, MK Pertimbangkan Hadirkan Mensos hingga Menkeu

Kubu 01 dan 03 meminta izin ke MK agar bisa menghadirkan sejumlah menteri dalam persidangan sengketa Pilpres 2024.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024