- REUTERS/Ingolfur Juliusson
VIVAnews - Olafur Grimsson kembali terpilih menjadi presiden Finlandia melalui pemilu yang demokratis. Dia, dengan demikian, mencetak rekor baru sebagai pejabat yang berhasil terpilih sebagai presiden untuk lima kali berturut-turut sejak 1996 di negeri Eropa bagian utara itu.
Menurut kantor berita Reuters, terpilihnya lagi Grimsson sebagai presiden Islandia dipastikan melalui penghitungan terkini di Ibukota Reykjavik pada Minggu waktu setempat. Meraup dukungan 52,8 persen suara, pemimpin berusia 69 tahun itu menang cukup telak atas pesaingnya, Thora Arnorsdottir, yang hanya didukung 33,2 persen.
"Mayoritas pemilih telah menyatakan dukungan atas kerja dan pandangan yang telah saya lontarkan. Saya sangat bersyukur atas dukungan itu," ujar Grimsson dalam siaran televisi nasional.
Grimsson masih sangat populer berkat sikapnya yang menentang Inggris dan Belanda soal penanggulangan krisis utang, yang juga melanda Islandia dalam tiga tahun terakhir. Dia tidak mau Islandia didikte oleh pihak-pihak asing mengenai cara mengatasi utang yang melanda sejumlah bank. Grimsson menganggap cara mereka tidak ubahnya penindasan (bullying).
Saat sejumlah bank papan atas dihantam krisis utang pada 2008, Islandia di bawah kepresidenan Grimsson menerapkan strategi khusus. Aset para nasabah lokal harus diselamatkan dengan tanggungan negara, namun tidak demikian halnya dengan aset-aset spekulatif dari pihak asing - yang kebanyakan dikuasai Inggris dan Belanda.
Itulah sebabnya Inggris dan Belanda menuntut Islandia membayar sekitar US$5 miliar, atau setara dengan jumlah kompensasi yang diberikan kepada nasabah domestik.
Walau tuntutan itu disetujui kabinet Islandia, Presiden Grimsson tidak mau mengesahkannya. Sikap Grimsson ini didukung mayoritas rakyat lewat referendum khusus.
Perlahan-lahan Islandia mampu pulih dari krisis keuangan, sementara para tetangganya di Eropa daratan masih berjuang keras mengatasinya. Tidak seperti para pejabat lain di Islandia, Grimsson bahkan terang-terangan menentang bergabungnya Islandia ke Uni Eropa.
Kemenangan Grimsson untuk kali kelima sebagai presiden menandakan masih besarnya dukungan rakyat Islandia kepada dirinya, termasuk sengketa keuangan dengan Inggris dan Belanda.
Namun, Grimsson masih harus mengatasi masalah tingginya tingkat pengangguran di negara yang berpenduduk hanya 320.000 jiwa itu. Islandia pun harus menerapkan program penghematan, yang menjadi syarat bagi pinjaman darurat dari lembaga keuangan internasional. (umi)